Jambi, AP – Tiga kelompok masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di kawasan Batin Sembilan salah satu dari deretan penerima SK Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) dalam skema Perhutanan Sosial yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo di Jambi, Ahad (16/12).
“Kami kelompok Batin Sembilan yang selama ini hidup di dalam Hutan Harapan, kawasan restorasi ekosistem (RE) yang dikelola oleh PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) yang kawasannya sebagaian besar di Kabupaten Batanghari,” kata salah seorang tokoh SAD Batin Sembilan,” Mang Tanding di Jambi, Senin, (17/12).
SAD Batin Sembilan yang menerima SK tersebut adalah dari Kelompok Tanding, Kelompok Gelinding dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Lamban Jernang/Sungai Kelompang.
Kelompok Tanding terdiri dari 17 anggota, Kelompok Gelinding 10 anggota, KTH Lamban Jernang 23 anggota dan KTH 51 anggota. Keempat kelompok ini menandatangani kemitraan kehutanan dengan PT Restorasi Ekosistem Indonesia pada akhir 2015.
Pada acara penyerahan itu, hadir Mang Tanding, terlihat pula perempuan Batin Sembilan, Bi Teguh, yang tidak lain adalah istri Mang Rusman, Temenggung Batin Sembilan dari KTH Lamban Jernang.
SK Kulin KK memperkuat kesepakatan Kemitraan Kehutanan masyarakat Batin Sembilan dengan PT Restorasi Ekosistem Indonesia yang ditandatangani pada akhir 2015.
Namun, bagi Batin Sembilan yang terbiasa dengan pola hidup food gathering ketimbang food producting, perlindungan dan pengakuan saja belum cukup. Karena itu, manajemen Hutan Harapan membantu kelompok kemitraan dalam mengelola lahan hutan melalui pengembangan tanaman kehidupan dan agroforestry. Kepada mereka diajarkan cara bercocok tanam dan mengolah lahan serta diberikan bantuan peralatan dan bibit tanaman.
Pemberdayaan masyarakat pedalaman Batin Sembilan sangat penting mengingat kearifan mereka menjaga hutan, yakni hanya memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK), seperti getah jelutung, getah balam, damar, jernang, madu serta berburu.
Dalam kesempatan itu, masyarakat adat Batin Sembilan juga meminta pemerintah membantu melindungi kawasan hutan dari para merambah yang masif. Dalam lima tahun terakhir, aksi perambahan sangat mengkhawatirkan dan masyarakat Batin kewalahan mengusirnya, bahkan sering dengan kekerasan.
Kami sangat berharap nian kepada Bapak Presiden bisa membantu kami dalam menjaga hutan, karena kalau hanya kami saja sangat berat rasanya. Orang luar (perambah) tersebut sangat banyak, kalau dibiarkan, maka lama-lama kami yang akan mati, katanya.
Beberapa hari menjelang kunjungan Jokowi ke Jambi untuk menyerahkan SK Kulin KK, yakni Selasa lalu (11/12) pukul 21.00 malam, sekelompok perambah secara brutal menculik staf Hutan Harapan. Insiden ini berkaitan dengan patroli pengamanan oleh Batin Sembilan yang berhasil menangkap seorang perambah bernama Lukman (70). Perambah ini selanjutnya diserahkan ke Polres Batanghari. ant