Jambi, AP – Kekerasan yang diterima oleh umat Muslim Uighur di Cina menimbulkan reaksi keras terhadap umat muslim dibelahan bumi ini, tak terkecuali oleh umat Muslim di Jambi.
Puluhan umat Muslim di Jambi yang tergabung dari berbagai ormas islam dan organisasi mahasiswa di Jambi mengecam dan mengutuk keras atas tindakan yang dilakukan oleh otoritas Cina.
Aksi yang digelar di depan perkumpulan umat Budha Jambi dikawasan jalan Diponegoro, Kota Jambi Umat Muslim di Jambi mendesak Pemerintah Indonesia mengambil sikap terhadap kekerasan Muslim di Uighur.
Ari salah satu Koordinator aksi mengatakan seharusnya pemerintah Indonesia mampu mengambil sikap dan peran untuk menyelesaikan permasalahan itu, sebab Indonesia adalah negera berpenduduk dengan mayoritas umat muslim terbesar di Indonesia.
“Ada sepuluh juta umat Muslim disana teraniaya. Mereka dianiaya, dikekang, ditindas dan hak beragamanya dirampas sejak bertahun-tahun,” teriaknya, Jum’at (28/12/2018).
Begitu juga umat Muslim di Jambi mendesak Pemerintahan Cina untuk menghentikan aksi kekerasan dan perbuatan keji yang dilakukan oleh otoritas Cina terhadap umat Muslim di Uighur.
“Kami mendukung semua usulan yang mendesak PBB mengirim tim monitor untuk menginvestigasi dan menindaklanjuti lembaga advokasi HAM Juman Right Watch tentang tindakan diskriminatif dan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur,” sebutnya.
Tidak hanya itu, aksi umat Muslim itu juga disambut oleh Umat Budha di Jambi. Hal ini menunjukan bahwa di Jambi begitu terjaganya kerukunan antar umat beragama.
Rudi Chan, Ketua Perkumpulan umat Budha Jambi juga mengatakan, Umat Budha Jambi mengecam dan mengutuk keras atas kekerasan dan perbuatan keji yang diterima oleh kaum muslim Uighur di Cina.
Diantaranya penyataan sikap umat Budha Jambi yang disampaikannya, bahwa umat Budha Jambi mengecam dan menolak atas kekerasan fisik dan penganiayaan, mental dan pembunuhan dimana pun sesuai dengan ajaran dasar umat Budha.
“Dan kami umat Budha berjanji dan bertekat untuk menghindari penganiayaan dan pembuhunhan terhadap semua mahluk hidup dan sikap ini jelas aturan agama budha,” jelasnya.
Kemudian juga mengecam, pengekangan, penganiayaan dan kebebasan terhadap kebebasan beragama umat manusia di dunia ini sesuai dengan keyakinan masing-masing.
“Kebebasan beragama di Cina ini juga kami rasakan bagaimana penderitaan teman semua, karena kami umat Budha sudah lima puluh tahun. Dalaylama sudah diusir dari tibet dan tidak boleh ketibet,” ujar dihadapan Umat Muslim di Jambi.
Menurutnya, kriminalisasi dan pengekangan bukan hanya di alami oleh umat Muslim Uighur saja, tetapi hal yang sama juga dialami oleh umat Budha di Cina.
“Tokoh agama diusir, ditangkap, dibunuh bukan ratusan tetapi ribuan. Ajaran kami disana sulit di proleh tokoh agama ditangkap oleh pemerintahan komunis, kebebasan beragama sangat dibatasi,” bebernya. bdh