Jambi, AP – Sekjen Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi (Kopipede) Bahren Nurdin mengimbau masyarakat Indonesia menjadikan ajang debat calon presiden dan wakil presiden sebagai media pencerahan untuk mendapatkan informasi dan mendapatkan komitmen capres-cawapres bagi masyarakat
“Debat hendaknya diisi dengan data-data yang memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mendapat pencerahan sekaligus bisa menangkap komitmen capres dan cawapres bagi masyarakat,” kata Bahren Nurdin saat dihubungi Antara dari Jambi, Kamis, (17/01).
Ia menyebutkan, debat pertama capres-cawapres itu hendaknya diikuti oleh masyarakat dan disikapi secara dewasa sebagai warga pemilih yang telah matang dalam berdemokrasi.
Menurut dia, dengan pengalaman pemilu di Indonesia, hendaknya masyarakat kian matang terhadap pesta demokrasi yang digelar pada tahun 2019 ini. Hal itu sangat perlu untuk mendapatkan hasil maksimal dari Pemilu 2019.
“Masyarakat Indonesia telah memiliki pengalaman pemilu yang panjang, dan pada 2019 ini seharusnya bukan lagi pemilu yang presedural, namun menjadi pemilu substantif sehingga hasilnya maksimal untuk pembangunan bangsa Indonesia,” kata Bahren Nurdin.
Artinya, penyelenggaraan pemilu tidak seharusnya berkutat dalam prosedural pelaksanaan, namun harus mendukung secara substantif sesuai yang diharapkan untuk pembangunan Indonesia.
“Bila masih berkutat pada prosedural maka cenderung pemilu itu hanya sebatas sukses digelar, tapi tahun ini harus menyentuh substansi dari pemilu dalam pembangunaan demokrasi kita,” katanya.
Ia menyebutkan, Kopipede telah melakukan roadshow ke sejumlah kampus di Jambi untuk memberikan pendidikan politik, khususnya kepada generasi muda untuk lebih peduli terhadap demokrasi di Indonesia, salah satunya melalui penyadaran dalam berdemokrasi.
“Pada debat pertama capres-cawapres, Kamis (17/1) malam ini, kami bersama KPU Jambi dan TVRI Jambi akan menggelar nonton bareng di TVRI Jambi dengan mengundang 10 organisasi kepemudaan di Jambi,” tambah Bahren Nurdin. ant