Jakarta, AP – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya meminta daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan untuk tetap waspada kebakaran.
“Kalau lihat 2019 sampai dengan kemarin tanggal 21-22 (Januari, red.) jumlah ‘hotspot’-nya 41-an rata-rata selama sekian 20 hari,” kata Siti usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/01).
Dia mengatakan jumlah titik api itu lebih banyak daripada periode yang sama pada 2018 yang mencapai 17-23 titik api.
Sejumlah daerah yang perlu mewaspadai karhutla, antara lain Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Timur.
Menteri LHK meminta patroli pengawas kebakaran lebih diintensifkan dan juga mengaktifkan kembali Satgas Karhutla.
“Posisi siaga darurat harus diangkat. Kemudian ‘monitoring’ dan analisis ‘hotspot’ tetap harus dilakukan, personel disiagakan,” tegas Siti.
Selain itu, hal yang juga penting dilakukan oleh pemda adalah mendampingi petani untuk diberikan pilihan cara dalam membuka lahan selain dengan membakar tanaman.
Menteri Siti menjelaskan kendati pihaknya bersama Badan Restorasi Gambut (BRG) sudah memberikan pelatihan sekaligus pendampingan kepada petani, cakupannya perlu ditingkatkan.
Dalam laporannya kepada Presiden, Siti mengatakan BRG bersama pihak swasta juga telah melakukan pemulihan beberapa lahan gambut melalui pembangunan sekat kanal, sumur air, dan embung dengan jumlah sekitar 20 ribu unit.
Kendati demikian, tambah Siti, tantangan untuk pemadaman karhutla yang masih mengganjal, yakni sulitnya sumber air di daerah terpencil. (B019). ant