Muarasabak,AP – Pada tahun 2018 lalu, Virus Aedies Agipty atau yang disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mengakibatkan Satu orang meninggal dunia. Hal itu diketahui berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjabtim. “Ya, Satu orang meninggal dunia karena terjangkit DBD,” kata Kepala Dinkes Tanjabtim, Ernawati melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Jumati, SKM.
Jumati menyebutkan, Satu orang yang meninggal tersebut, bukan karena tidak ditangani langsung. Namun, pasien saat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kritis. “Kita telah menyarangkan kepada pasien untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Jambi, namun pihak keluarga tidak mau,” sebutnya.
Dari data, kebanyakan masyarakat yang terjangkit DBD, yakni remaja dan anak-anak. Dikatakannya, untuk jumlah keseluruhan tahun 2018 ini, ada sebanyak 64 kasus DBD yang terjadi di Tanjabtim. Angka ini menurutnya, cenderung meningkat dibandingkan pada tahun 2017 lalu, yang hanya 26 kasus DBD. “Ya, tahun 2018 DBD meningkat dibandingkan tahun lalu. Dan yang terjangkit itu kebanyakan remaja dan anak-anak,” bebernya.
Dia menerangkan, bahwa DBD ini ada pola 5 tahunan. Misalnya tahun 2018 5 tahun kedepan kasus DBD akan meningkat. Kasus DBD ini memang polanya seperti itu, makanya pemerintah harus melakukan antisipasi. “Jadi kita melihat DBD ini kapan akan terjadi, karena DBD ada masa-masa kejadiannya, seperti pada masa musim penghujan,” terangnya.
Dia menambahkan, antisipasi yang dilakukan, pihaknya terus meminta Pusekesmas yang ada di kecamatan untuk melakukan sosialiasi, seperti penyebaran bubuk Abate ke rumah-rumah warga dan yang paling penting sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Karena biasanya kan setelah hujan di rumah warga ada tempat penampung air, disitulah tempat berkembangbiaknya nyamuk. Maka dari itu, PSN itu sangat penting,” tukasnya. (fni)