Muarasabak,AP – Kegiatan pembangunan jalan rabat beton yang merupakan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Dan Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Sungai Jeruk, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) sangat memprihatinkan dan diduga dikerjakan asal asalan.
Pantauan dilapangan pada hari Jumat (1/2/2019) kemarin, paket pekerjaan untuk peningkatan jalan produksi pertanian dan perkebunan di Desa Sungai Jeruk tersebut, tertulis nilai BPM 600 juta dan waktu pelaksanaan 20 Juli 2018 sampai dengan 31 Oktober 2018. Sedangkan untuk pelaksananya yaitu, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Nipah Panjang. Artinya, baru beberapa bulan dikerjakan, jalan sudah banyak yang rusak, seperti semen dan batu kerikil sudah banyak yang terkelupas maupun retak.
Menurut salah satu warga RT.02, Dusun 02 mengatakan, kalau sepengetahuannya disaat mengaduk semen hanya memakai cangkul dan tidak memakai molen. “Hanya manual dan diaduk di jalan tu lah, terus diangkat pakai angkong begitu seterusnya sampai selesai,” katanya.
“Setahu saya, memang ada pakai molen waktu permulaan kerja di parit 4 (titik nol) tapi hanya sebentar, hanya sekitar 50 meter. seterusnya sudah tidak pakai molen lagi, sampai selesai kerjaan,” sambungnya.
Ia mengungkapkan, dalam pengerjaan jalan rabat beton ini memakai pekerja dari luar kampungnya. Dan orang sekitar hanya pengawas saja. “Kalau orang sini kerja mungkin tahan, contohnya kerjaan sekolah, sampai sekarang masih bagus,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, PJS Desa Sungai Jeruk Ambok Ogik yang juga merangkap sebagai Ketua pelaksana BKAD memaparkan, kalau menurut RAB, ukuran jalan rabat beton tersebut memiliki lebar 1 meter, panjang 1.939 meter dan tebal 0,12.
“Tapi panjangnya sekarang lebih, jadi 2.023 M. Dan untuk adukan semen menggunakan alat (molen). Namun semua pekerjaan itu sudah dipercayakan sepenuhnya pada pengawas,” paparnya saat dikonfirmasi pada hari Senin (2/2/2019).
Ia menjelaskan, pada bulan Desember 2018 lalu, pihak pengawas dari perwakilan Kementerian dan PU Provinsi sudah ada turun kelapangan untuk mengukur pekerjaan tersebut. Dan sebagai penanggungjawab, ia mengaku sudah berusaha untuk semua itu.
“Kami sudah mengadakan molen. Untuk apa sewa molen mahal mahal kalau tidak digunakan. Kemarin saya ada lewat di situ, adalah sedikit yang rusak. Melihat pekerjaan seperti itu saya kecewa,” jelasnya.
“Pada bulan Maret tim dari BPKP bakal turun kelapangan. Seandainya nanti ada kerugian atau temuan, pada saat itu juga kerugian atau temuan akan dikembalikan'” pungkasnya.
Reporter : Sugianto Nipah