Muarasabak,AP – Menanggapi pemberitaan pada kegiatan pembangunan jalan rabat beton yang merupakan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Dan Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Sungai Jeruk, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) yang sangat memprihatinkan dan diduga dikerjakan asal asalan beberapa waktu lalu, mendapatkan tanggapan dari pengawas pekerjaan, Prawito Sari.
Ia mengakui, kalau kerjaan itu memang kurang bagus. Yang seharusnya adukan mengunakan alat molen tapi dilapangan hanya menggunakan manual. Kalaupun ada pakai molen hanya sekitar 50 M, selebihnya menggunakan manual.
“Tapi semua hal itu sebelumnya sudah dilaporkannya pada ketua BPKAD,” akunya saat dikonfirmasi, kamis (21/2/2019) lalu.
Ia menjelaskan, mengapa adukannya dilakukan secara manual, karena untuk mengejar target waktu. Sebab waktunya cuma dua bulan. Saat kerja mulai bulan September dan harus selesai bulan Oktober. Tertanggal 31 Oktober batas akhir pekerjaan,” jelasnya.
“Mengenai kerusakan dalam pekerjaan itu sebahagian sudah kita perbaiki. Waktu pengerjaan itu kami borongkan dengan pekerja (masyarakat) permeter 30 ribu. Dengan mengunakan pekerja sebagian dari orang luar. Dan untuk pasir urug nya dalam pekerjaan itu tetap memakai pasir urug, tapi hanya sebagian saja.” sambungnya.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya. Kalau Pembangunan jalan Rabat Beton yang merupakan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Dan Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Sungai Jeruk, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) yang panjang kurang lebih 2 kilo lebar 1 M dan tebal 12 cm dengan dana 600 .000.000 juta dari APBN yang sangat memprihatinkan dan diduga dikerjakan asal asalan .
hasil pantauan beberapa waktu lalu. baru beberapa bulan dikerjakan, kerjaan jalan Rabat Beton tersebut sudah banyak yang rusak, seperti semen dan batu kerikil terkelupas maupun retak.
Menurut salah satu warga RT.02, Dusun 02 mengatakan, kalau sepengetahuannya disaat mengaduk semen hanya memakai cangkul dan tidak memakai molen. “Hanya manual dan diaduk di jalan tu lah, terus diangkat pakai angkong begitu seterusnya sampai selesai,” katanya.
“Setahu saya, memang ada pakai molen waktu permulaan kerja di parit 4 (titik nol) tapi hanya sebentar, hanya sekitar 50 meter. seterusnya sudah tidak pakai molen lagi, sampai selesai kerjaan,” sambungnya.
Dari keterangan Ambok Ogik selaku ketua BKAD sebelum nya mengatakan, pekerjaan tersebut telah dipercayakan sepenuhnya kepada pengawas lapangan.
Reporter : Sugianto Nipah