Kualatungkal, AP – Muhammad Rejeki Aprianto putra Ratnasari dan Yanto warga Dusun Harapan Maju Rt 27 desa Teluk Ketapang Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) harus terbaring lemah di RSUD Daud Arif Kualatungkal. Ia harya dirawat akibat menderita gizi buruk.
Kasus ini ternyata sudah diketahui dinas Kesehatan Tanjab Barat sejak tahun 2017 silam. Namun sayang, diduga luput dari pantauan dinas Kesehatan, kondisi Muhammad kian memburuk dan harus dirawat di rumah sakit.
Kedua orang tua Muhammad berprofesi petani mengaku kebingungan saat mengetahui anaknya mengalami gizi buruk.
“Kami hanya mendapat surat rujukan dari pukesmas senyerang, karna pukermas tidak sanggup menangani. Kami sendiri yang membawa ke rumah sakit sabtu kemarin,” ujar Ratnasari (36) ibunda Muhammad saat dijumpai di zal anak RSUD Daud Arif Kualatungkal.
“Bapaknya lagi pulang kampung ngurus kartu sehat, saya sendiri di sini, saya bingung kata dokter anak saya harus dirujuk ke Jambi karna kondisinya lemah,” ujarnya meneteskan air mata.
Sementara itu, Kabid Kesmas Erida N. Manalu menjelaskan jika kasus ini sudah diketahui sejak tahun 2017 silam. Kasus ini juga terdata di kecamatan Betara dengan nama yang sama. Namun kata dia sejak pindah ke Senyerang, pihaknya tidK mendapat laporan lagi.
“Dulu dia tinggal di betara jadi kita kontrol trus, setelah dia pindah ke senyerang kita los kontak. Kita baru tau setelah ada laporan dari pukesmas senyerang,” ujarnya saat dijumpai di ruang kerjanya.
Kata dia, pihaknya sudah melakukan upaya penanganan gizi buruk dengan Memberi makanan tambahan berupa susu, biskuit.
“Kita sempat cari tapi dak ketemu, setelah ada laporan dari pukesmas senyerang, kondiai muhammad sudah makin parah akibat ada kelainan diotaknya,” bebernya.
Sementara itu, salah satu warga Tanjab Barat yang enggan disebut namanya mengkritik kinerja dinas Kesehatan. Pasalnya kasus yang sudah masuk dalam daftar ternyata tak ditangani serius oleh pihak terkait.
“Orang dinas kesehatan bilang ini kasus lama tapi herannya pasien terbiarkan hingga kondisinya memprihatinkan. Kan ada tim di bawah. Apa kerjanya, mereka kan digaji, jadi apa kerja mereka, kan aneh. Dinas harus lebih proaktif lagi, jangan hanya sosialisasi saja, buktikan pelayanan ke masyarakat memang tepat,” tutur sosok yang kerap membantu warga yang kesulitan itu. (Her)