Kualatungkal, AP – Meski Penerima Program Keluagra Harapan (PKH) di Tanjab Barat terus bertambah, namun masih belum keselurauhan dari total keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Tanjabbar sebayak sekitar 34.000 orang. Pasalnya pada tahun 2019 ini baru sebanyak 9.754 orang yang telah menerima bantuan PKH tersebut.
Padahal Untuk jumlah dana yang digelontorkan ditahun 2018 untuk program PKH ini sebesar Rp 20 miliar. Sedangkan jumlah KPM yang teridiri dari kategori sangat miskin, miskin, rentan miskin di Tanjab Barat totalnya sekitar 34.000 orang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tanjab Barat, Sarifudin mengatakan untuk angka penerima program PKH tersebut telah terdata di kementerian pusat dan verifikasi data tersebut melalui pendamping PKH yang ditetapkan.
“Untuk di Kabupaten Tanjab Barat sekarang ada sebanyak 54 orang pendamping yang tersebar di 13 Kecamatan,” ungkapnya.
Dijelaskannya, jumlah penerima program PKH terus mengalami peningkatan, dari tahun 2017 sekitar 4.500 orang penerima, tahun 2018 sebanyak 9.700 orang dan untuk tahun 2019 sebanyak 9.754 orang penerima.
“Dari 13 Kecamatan di Tanjab Barat, wilayah penerima PKH terbanyak di Kecamatan Tungkal Ilir, yaitu 2.200 orang,” sebut Kadis.
Untuk pendamping dikatakan Sarifudin, bertugas untuk mengawasi atau memastikan program PKH ini berjalan dengan baik, juga memastikan program tepat sasaran dengan melihat persyaratan peserta serta memalidasi data penerima.
“Indikator penilaian ini berdasarkan basis data terpadu dan dari Badan pusat Statistik (BPS), untuk penerima program ini harus dengan kriteria dan syarat yang ditentukan, karena Program PKH merupakan bantuan bersyarat,” bebernya.
Dia juga menjelaskan, berkurangnya data atau penerima program PKH tidak menutup kemungkinan apabila yang bersangkutan tidak komitmen terhadap persyaratan, tidak ada lagi akses pendidikan maupun kesehatan.
“Contohnya dilihat dari keluarga penerima sudah tidak ada lagi anak sekolah, tidak ada lagi lansia dan anak kecil, tidak ada ibu hamil, itu secara otomatis tidak bisa menerima program ini lagi. Kemudian juga dikarenakan pindah domisili yang menyebabkan habis secara komponen,” tuturnya.
Terkait jumlah penerima yang bertambah, Kadis Sosial mengatakan bukan kemiskinan yang bertambah, tetapi anggaran pemerintah yang bertambah sehingga penerima juga meningkat.
Sementara itu, Koordinator Kabupaten Program PKH, Endri menyampaikan Komponen bantuan program PKH ini meliputi bantuan tetap reguler, bantuan wilayah PKH tetap akses, bantuan kesehatan ibu hamil, bantuan kesehatan anak usia 0 hingga 6 tahun, bantuan pendidikan SD, SMP, SMA, bantuan kesejahteraan sosial lanjut usia, serta bantuan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas.
“Nominalnya tergantung komponennya, ada yang menerima Rp 550 ribu, Rp 900 ribu, Rp 1 juta, hingga Rp 2,4 juta. Dan dana tersebut langsung masuk dari pusat ke rekening penerima, sehingga tidak ada indikasi lain seperti potongan itu sangat kecil kenungkinan terjadi,” jelasnya.
Diharapkannya, kedepan program PKH bisa tersalur kesemua KPM yang ada di Tanjabbar seperti halnya penerima bantuan Beras Sejahtera (Rastra).
“Itu harapan kita kedepannya tergantung aggaran dari pemerintah. Yang jelas untuk saat ini yang kategori sangat miskin sudah terkordinir semua,” pungkasnya. (Her)