Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum berharap agar Provinsi Jambi bisa adaptif (menyesuaikan diri) dengan tuntutan kemajuan industri yang begitu pesat secara global, seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih, yang tentunya sangat mempengaruhi dunia industri. Dan, untuk mendukung industrialisasi di Provinsi Jambi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi bekerjasama dengan para pihak terkait terus berupaya mendorong hilirisasi produk di Provinsi Jambi, supaya semakin banyak nilai tambah keekonomian yang diperoleh Provinsi Jambi. Hal tersebut disampaikan Fachrori usai menghadiri Indonesia Industrial Summit 2019, bertempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Provinsi Banten, Senin (15/04).
Indonesia Industrial Summit 2019 diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mengambil tema “Implementasi Making Indonesia 4.0 Menuju Indonesia Menjadi Negara 10 Besar Ekonomi Dunia” dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, Drs.H.M Jusuf Kalla. Event ini digelar untuk meningkatkan pemahaman pemerintah dan pihak-pihak terkait terhadap Industri 4.0 yang mengemuka akhir-akhir ini, agar pemerintah dan pemerintah daerah berusaha mempersiapkan diri menghadapi Industri 4.0 tersebut.
“Melalui teknologi, Revolusi Industri 4.0 akan membawa kemajuan dan perkembangan pesat yang lebih efisien bagi industri, karena kemajuan teknologi telah mengubah cara industri melakukan produksi sampai kepada konsumen yang semuanya telah memanfaatkan teknologi,” ungkap Fachrori.
Dengan demikian, lanjut Fachrori, untuk meningkatkan daya saing, selain meningkatkan kualitas produk, terutama produk-produk unggulan Provinsi Jambi, kemampuan menggunakan teknologi merupakan suatu keharusan.
“Bapak Jusuf Kalla juga tadi menyampaikan, bahwa kita tidak mungkin bisa melawan kemajuan teknologi. Kita harus menganggap kemajuan teknologi merupakan sebuah peluang yang harus kita manfaat untuk kemajuan bangsa ini, khususnya pada bidang industri,” ujar Fachrori.
Fachrori mengemukakan, Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung Making Indonesia 4.0 yang merupakan strategi Indonesia dalam membangun industri yang berdaya saing global ditengah perkembangan era digitalisasi yang begitu pesat.
“Kita telah memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada para wirausaha dan para pengrajin di Provinsi Jambi untuk menggunakan digitalisasi dalam melakukan promosi produk sampai pada penjualan produk. Itu kita lakukan sebagai bentuk bahwa Provinsi Jambi turut mendukung Revolusi 4.0 dan program Making Indonesia 4.0 dari Pemerintah Pusat,” ujar Fachrori.
Dalam sambutannya, Wapres mengatakan, sektor industri sampai saat ini masih menjadi penopang perekonomian domestik bagi negara ini. Sektor industri masih terus berkembang, ini bisa dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, yaitu dengan rata-rata 21,30 persen.
“Jadi, belakangan ini banyak yang mengatakan bahwa Indonesia mengalami Deindustrialisasi, itu tidak benar karena sektor industri masih menjadi yang tertinggi pada pendapatan nasional kita dan sektor industri terus berkembang,” tutur Wapres.
Wapres menjelaskan, revolusi industri terus berkembang sejak 200 tahun yang lalu, dimulai dari revolusi industri pertama pada abad 18 dimana pertanian masih menjadi unsur utama sebagai bahan modalnya, kemudian revolusi industri kedua pada abad 19 beralih ke baja menjadi bahan utamanya. Selanjutnya, terjadi lagi revolusi industri ketiga, dimana sistem menjadi bagian yang sangat penting dan mengubah kemajuan sebuah industri suatu daerah.
“Dewasa ini, kita memasuki revolusi industri keempat, revolusi dalam bentuk informasi. Oleh sebab itu, bahan utama untuk industri saat ini adalah data, dan data yang menentukan kemajuan suatu industri,” jelas Wapres.
Menteri Perindustrian RI, Ir.Airlangga Hartanto, MBA,MMT mengemukakan, industri di Indonesia akan terus berkembang dan menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional. Sektor industri penyumbang pertumbuhan terbesar, pajak terbesar, ekspor terbesar dan produk industri hasil dari anak Indonesia yang hasilnya diakui pasar dunia, seperti gerbong kereta api, stainless stell, kendaraan, kertas, perhiasan dan furniture.
“Indonesia Industrial Summit ini bertujuan sebagai forum konsolidasi para pemangku kepentingan agar kita bisa melakukan langkah-langkah strategis dalam melakukan percepatan transformasi digital sektor industri manufaktur,” kata Airlangga. (hms)