Kualatungkal, AP – Makin hari kondisi jalan patunas kian dikeluhkan pengguna jalan dan masyarakat sekitar dan mengancam perekonomian kecil, pantauan dilapangan, debu yang ditimbulkan dari rigit beton kian tebal hingga menimbulkan polusi udara.
Tak hanya itu, keluhan warga belum adanya drainase pada sebagian badan jalan dan masih banyaknya debu di sepanjang jalan Patunas yang mendapat tanggapan dari dinas PU juga menuai kritikan.
Kepala Dinas PUPR Tanjab Barat Andi Achmad Nuzul mengatakan, Pemkab Tanjab Barat melalui Dinas PUPR pada APBD 2019 ini akan menyempurnakan peningkatan struktur jalan patunas sepanjang 510 meter dengan panjang efektif 450 meter dan lebar pekerjaan 11,5 meter beserta drainase itu.
“Pada APBD murni tahun 2019 ini kita fokuskan membangun drainase yang belum ada. Sudah kita anggarkan,” terang Kepala Dinas PUPR Tanjabbar Andi Achmad Nuzul, Selasa (14/05).
“Untuk pengaspalannya nanti akan dilaksanakan pada APBD Perubahan 2019. Kalau pengaspalan tidak lama sekitar dua minggu siap diaspal,” sambung Andi.
Dikatakan Andi, kendati ada beberapa temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari pekerjaan tersebut tidak menganggu upaya penyempurnaan Jalan Patunas. Pengaspalan Rigit beton ini, kata Andi, kerap diterapkan di beberapa kota besar.
“Kalau ada temuan pihak rekanan yang menyelesaikan temuan itu. Kalaupun tidak selesai sampai APBD P 2019, tetap kita aspal. Temuannya tetap temuan, walaupun nantinya akan diaspal. Kan ada dokumennya, gak berpengaruh jika ada pekerjaan tambahan di atas rigit beton,” jelas Andi.
Sementara Rudi salah satu tokoh masyarakat mengkritik rencana pengaspalan jalan patunas dinilainya mubazir. harusnya pekerjaan Proyek Rigit Beton Jalan Patunas dibiayai dari APBDP 2018 dengan pagu Rp 6.736.300.000 dilaksanakan oleh PT Pili And Tris Sunas hasilnya tidak memuaskan.
“Sayang anggaran Rp 6 miliyar hasil tidak sempurna, PUPR kok mau nambah anggaran untuk diaspal, buang-buanganggaran,” ujarnya. (Her)