Muaratebo, AP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo, Kamis (20/06) kemarin di ruang Sekda menerima Tim KFW Jerman yang di dampingi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi dan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk melakukan sosialisasi korservasi satwa dan projek pembangunan koridor Gajah serta keberagaman hayati dan pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu di kecamatan Sumay dan Tebo Ilir.
Bupati Tebo Sukandar melalui Wakil bupati (Wabup) Tebo Syahlan diruang rapat Sekda di dampingi Teguh Arhadi Sekda Tebo, Asisten II H.Abu Bakar, Kadis LH Eko Putra dan Sekertaris Badan perencanaan penelitian pembangunan daerah Septiansah dan beberapa pihak terkait mengatakan bahwa Pemkab Tebo berterimakasih atas kedatangan tim KFW Jerman.
Tujuan kerjasama antara Indonesia dan Jerman dibidang kehutanan tersebut di sampaikan oleh perwakilan Kemen LHK bahwa Tim KFW memohon dukungan kepada Pemkab Tebo untuk kelancaran projek pembangunan koridor Gajah Sumatera di kabupaten Tebo. Melihat kompleksitas masalah yang ada cukup tinggi kami ingin mengetahui progres koridor gajah di Tebo.
Pemkab Tebo, ujar Wabup Syahlan selain gembira juga merasa was-was, karena konservasi Gajah yang menipis dengan pesatnya perkembangan kegiatan masyarakat di Tebo kerap kali menimbulkan konflik antara Gajah dan warga. Saat ini Gajah telah memasuki ke area atau pemukiman warga, tak jarang hal ini menimbulkan korban, baik warga dan Gajah itu sendiri.
Dengan keterbatasan kewenangan yang ada, Pemkab Tebo berkoordinasi dengan TNI dan Polri, selama ini cuma bisa melakukan upaya himbauan kepada masyarakat jangan sampai Gajah jadi korban dan sebaliknya masyarakat yang melakukan kegiatan kebunnya tidak di rusak oleh Gajah “ungkap Syahlan.
Wabup juga meminta kepada dinas LH Tebo untuk mendukung program projek pembangunan koridor Gajah demi kelestarian lingkungan juga satwa Gajah yang ada di Tebo, pintanya.
Saat dialog Tim KFW kepada Wabup mengatakan kegiatan apa saja antara masyarakat yang menyangkut dengan keberadaan Gajah. Wabup memaparkan kegiatan warga kebanyakan berkebun antara habitat Gajah dan kebun warga ttumpang tindih karena pergerakan Gajah yang kerap berpindah-pindah.
Harapannya jika ada solusi lain seperti projek koridor Gajah ini terealisasi seperti pagar listrik yang tidak membahayakan bagi manusia, “tapi hal ini tentu harus di sosialisakan kepada masyarakat, kata Wabup.
Karena program ini adalah mendesain koridor gajah agar dapat membiayai dirinya sendiri untuk dijadikan kawasan wisata. Kita mencoba memandang project ini untuk berdayakan masyarakat, sehingga kedepannya dapat menekan konflik.
KFW juga memiliki program rehabilitasi hutan, konservasi DAS dan membangun kebun sehat bertujuan agar hutan aman dan masyarakat mendapat pendapatan yang tinggi.
“Kita akan bekerja berbasis masyarakat mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam program ini,” jelas perwakilan Delegasi KFW Cornelis de wolf, Chief Technical Advisor (CTA) Konsultan Forest Programme II. (ard)