Kualatungkal, AP—Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Edy Sutopo mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi tengah mengkaji pemanfaatan karet yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur di provinsi Jambi.
Edy menjelaskan, produksi karet dalam negeri sekitar 83% masih di ekspor dalam bentuk karet mentah dan 17 % sisanya untuk konsumsi dalam negeri. Rendahnya permintaan ekspor karet mentah menyebabkan kelebihan suplai dalam negeri, sehingga harga karet turun drastis.
“Salah satu upaya untuk menstabilkan harga karet adalah dengan meningkatkan konsumsi domestik,” ungkap Edy diacara diseminasi aspal karet oleh Direktorat Industri Hasil hutan dan perkembunan di Hotel BW Luxury Jambi, Senin (24/06).
Dia mengatakan, perlu ada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, sehingga program pemerintah pusat dapat terlaksana. Diharapkan dengan menggunakan aspal karet ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani karet.
“Semoga dapat meningkatkan kesajahteraan masyrakat dan menjadi nilai tambah karet kita, yang akan memperbesar ekonomi nasional dan daerah, serta meningkatkan infrastruktur jalan,” tuturnya.
Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Drs.H.Amir Sakib yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Tanjab Barat membutuhkan biaya besar karena daerahnya berlahan gambut beda dengan daerah padat.
“Kalau ada uji coba daerah gambut yang menggunakan aspal karet kami akan studi banding coba kesana,” ujar wabup. Perlu juga kita buat aturan, berat beban yang melalui jalan tersebut jangan sampai melebihi tonase yg dapat merusak jalan,” tegasnya. (bjg)