Bangko, AP.- Tidak kunjung membaiknya harga komoditi karet, disinyalir kuat menjadi pemicu keras morad maridnya perekonomian warga. Tak heran, imbas dari tak kunjung membaiknya salah satu urat nadi perekonomian warga tersebut, membuat sejumlah pedagang pasar mengeluhkan lemahnya pembeli beberapa bulan terakhir.
“ Enggak tahu pak, sampai kapan ini akan terjadi. Kami pedagang kain dipasar ini, cukup dipusingkan dengan sepinya pembeli beberapa bulan terakhir. Dan sudah cukup sering dari pagi hingga petang omzet penjualan zong (Nihil,red),” Ungkap Dian (31), salah seoarang pedagang kain dipasar tradisional pusat Kota Bangko bertutur.
Tak hanya Dian, namun Winarni (38), pedagang bahan kelontongan ini, juga mengakui sepinya pembeli barang daganganya beberapa bulan terakhir. Dari pengalamanya 10 tahun berdagang, kondisinya lemahnya pembeli dipasar beberapa bulan terakhir, dipicu harga karet yang tak kunjung membaik.
“ Kalau harga sawit rendah, omzet penjualan kami dipasar tidak terlalu berpengaruh. Namun jika harga karet anjlok, kami betul – betul merasakan imbasnya. Pasalnya diakui tidak diakui, komoditi karet masih menjadi komoditi andalan warga, sehingga jika harga karet anjlok, tentu hal tersebut cukup berimbas pada omzet penjualan kami para pedagang,” tukasnya.
Tak berbeda dengan apa yang dikatakan kedua pedagang tersebut, beberapa petani karet ketika dibincangi tak menyangkal jika harga karet masih tak kunjung membaik .” Hingga kini harga karet memang tak kunjung membaik, kami sendiri saat ini tak begitu bersemangat untuk beranjak ke kebun, lantaran harga karet yang tak kunjung membaik ini, ” Keluh Tamrin.
Bahkan lewat pemberitaan ini, dirinya berharap agar pemerintah daerah dapat membantu solusi, agar harga karet cepat membaik .” Kalau begini terus, dan pemerintah tak cari solusi, kami bisa gulung tikar pak,” jelasnya. Dilain kesempatan Sardaini Kadiskoperindag Merangin, masih belum bisa dikonfirmasi terkait persoalan yang sudah cukup lama terjadi ini. nzr