Jambi, AP.- Gubernur Jambi, Zumi Zola Zulkifli, mengatakan, seluas 534 ribu hektare lebih lahan di wilayah provinsi itu baik di dalam kawasan hutan maupun luar kawasan dinyatakan kritis.
“Jika tidak dilakukan langkah-langkah tepat, dikhawatirkan luasan kawasan kritis ini akan terus bertambah,” katanya usai membuka kuliah umum dan penanaman pohon sebagai implementasi MoU Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan beberapa perguruan tinggi di Provinsi Jambi.
Gubernur mengatakan kondisi lahan kritis dapat memicu bencana seperti banjir, longsor dan kekeringan. Sebab itu perlu upaya meminimalisir meluasnya lahan kritis. “Walaupun kawasan hutan di Jambi masih cukup luas, namun diyakini tutupan hutan terus mengalami penurunan dari tahu ke tahun,” ujarnya.
Guna menjaga kelestarian hutan sekaligus mencegah meluasnya kerusakan hutan dan lahan, maka dilakukan beberapa upaya. Salah satunya kata Zola melalui rehabilitasi hutan dan lahan (RHL).
RHL dilakukan dalam rangka memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan. Sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung penyangga kehidupan tetap terjaga.
“Lebih spesifik lagi tujuan rehabilitasi hutan dan lahan adalah untuk menurunkan degradasi hutan dan lahan, serta memulihkan lahan-lahan rusak atau lahan kritis agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air,” katanya.
Zola menyebutkan Jambi memiliki kawasan hutan yang cukup luas, yakni mencapai lebih kurang 2,098 juta hektare lebih, atau lebih dari 40 persen dari total luasan wilayah daratan Provinsi Jambi.
Sedangkan untuk mengatasi permasalahan dan tantangan dalam rangka menjaga kelestarian kawasan hutan dan meluasnya lahan kritis, kata Zola diperlukan langkah tepat dan komprehensif serta terintegrasi dengan melibatkan semua pihak.
Zola mengatakan penanaman pohon di kawasan kampus Universitas Jambi ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pemahaman, sekaligus mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif semua pihak dalam upaya memasyarakatkan gerakan menanam dan memelihara pohon.
Kampus dan dunia pendidikan katanya merupakan salah satu tempat yang paling tepat untuk memasyarakatkan gerakan menanam dan memelihara pohon. Mahasiswa dan pelajar sebagai agen perubahan diharapkan memiliki pemahaman dan kesadaran yang lebih mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan.
Dengan adanya kerjasama Kementerian LHK dengan dunia pendidikan tingkat tinggi di Jambi, Zola berharap upaya penanaman pohon dapat disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Sehingga menanam pohon bisa menjadi budaya di seluruh lapisan masyarakat.
“Kesadaran untuk menanam pohon dimulai dari lingkungan yang paling dekat, pekarangan rumahnya. Saya juga minta kepada pak Rektor, kalau di lingkungan kampusnya ada lahan yang bisa ditanam silahkan tanam, buat contoh pada masyarakat,” kata Zola.
“Dari Kementerian yang ada di Jambi, juga siap untuk menyediakan bibit pohon pangan maupun non pangan berapapun jumlahnya. Jadi masyarakat yang memiliki pekarangan yang luas, silahkan datang minta bibit pohon untuk ditanam,” katanya menambahkan. dodi