Kualatungkal, AP—Berdasarkan data BMKG Provinsi Jambi, sampai bulan Agustus terdata sebanyak 68 kali muncul titik panas dan 40 kali terjadi kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).
“Meskipun sudah turun hujan, namun sifatnya masih lokal atau belum merata, kita harus tetap siaga, karena menurut perkiraan BMKG bulan Oktober baru hujan normal,” ujar Bupati Tanjabbar H Safrial, MS saat membuka rapat Penanggulangan Bencana Daerah kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Tanjung jabung Barat, Rabu (28/08) di kantor Bupati.
Safrial perintahkan kepada seluruh jajaran pemerintahan yang terkait dengan penanganan Karhutla untuk memberikan pemahaman kepada pelaku kegiatan pengolahan lahan untuk waspada karhutla, serta melakukan pengawasan terpadu. Selain itu Bupati juga perintahkan untuk mengaktifkan kembali posko terpadu kabupaten siaga karhutla di wilayah Tanjung Jabung Barat.
“Semua itu perlu dilakukan dalam rangka meminimalisir hotspot dan bencana Karhutla, baik dari segi jumlah maupun dari segi luas lahan yang terbakar,” jelasnya.
Pembuatan kanal-kanal air di Desa atau lokasi yang rawan terjadi Karhutla menurutnya akan sangat membantu dalam proses pencegahan serta penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“Pata Camat coba kasih tahu kepada kepala desa, dalam APB Desa anggarkan pembuatan kanal,” serunya.
Rapat koordinasi Karhutla diikuti Instansi terkait, Camat dan Kepala Desa/Kelurahan yang masuk dalam Daerah rawan Karhutla, serta para pelaku dunia usaha dengan melibatkan nara sumber BMKG Provinsi Jambi, BPBD Provinsi Jambi, dan Dansatgas Penanggulangan Karhutla Tanjung Jabung Barat. (mg)