Oleh : Yulianto LIRA
Jambi, AP — Orang Sulawesi, Jawa, Kalimantan, sumatera tidak ada batasan dan larangan untuk hidup dan mencari hidup dimanapun pulaunya selama masih di wilayah NKRI, tidak ada juga larangan terhadap mereka untuk mengadu nasib di pulau cindrawasi begitu pula sebaliknya masyarakat Papua untuk berjuang mencari dan mengadu nasib diluar pulau Papua, terus kenapa kejadian demi kejadian selalu berulang diranah cindrawasi?
Kenapa juga ada bahasa pribumi dan pendatang ditanah papua, kalau alasanya adat apakah didaerah lain tidak mempunyai adat dan apakah didaerah lain yang selalu dijadikan pembanding oleh orang orang Papua bahwa diluar daerah Papua semua merasakan lebih enak atas pembangunan dan fasilitas yang dibangun oleh negara bila dibandingkan dimana saudara saudaraku yang ada dipapua, saya pikir kalau itu alasanya kenapa rakyat yang mempunyai hak sama dan pernah menjadi tetangga dan senasib di Papua kalian jadikan tumbal kemarahan oleh orang orang pribumi dipapua, sungguh tidak adil saudara saudaraku, kalian memperlakukan saudara saudara yang kalian anggap pendatang itu, mereka bukan penjajah mereka juga bukan tidak bisa kalian atur untuk mengikuti adat istiadat kebiasaanmu.
Keadilan untuk mencapai Indonesia sejahtera hanya bisa dicapai dengan satu kata “bersatu untuk maju bukan bercerai untuk hancur”
Ingat lah wahai rakyat Indonesia kalau cara berpikir kita masih dengan cara cara suku membandingkan suku yang lain maka selamat tinggal Indonesia untuk bisa maju seperti negara lain.
Harapan saya jangan lagi diantara kita saling menghujat, menghina apalagi memandang rendah dan menganggap suku diluar suku kita itu tidak penting dalam kehidupan kita sehari hari, kalau itu yang ada dipemikiran kita semua untuk apa semboyan negara ini dipertahankan yang katanya “BHINIKA TUNGGAL IKA”,
Setiap kejadian dan peristiwa mari kita jadikan sebuah pembelajaran untuk saling berintroveksi diri dan menyadari bahwa kita tidak ada perbedaan diantara sesama warga negara republik indonesia, kita harus saling menghargai sesama saudara sebangsa dan setanah air.
NKRI adalah harga mati, Kekurangan dan kecewan jangan dijadikan alasan yang akhirnya mengorbankan orang lain. Negara yang besar ini dengan beraneka ragam budaya, suku, agama dan adat tidak bisa dibangun hanya dengan suku, agama dan adat kita sendiri, “kita harus bersatu menuju Indonesia yang satu bukan indonesia yang selalu berseteru”
Rukun dan damai itu diperlukan dalam mencapai sebuah tujuan hidup bertetangga, beragama, beraneka suku dan adat untuk memperkuat sebuah tujuan pembangunan berbangsa dan bernegara.
Gub.lirajambi