Muarasabak, AP – Menanggapi statement Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Pertadi Kusuma, beberapa waktu lalu soal pemerataan pegawai belum maksimal, khususnya bagi tenaga pengajar diakui oleh Dinas Pendidikan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanjabtim, melalui Kepala Bidang Dikdas, P. Sidabutar menjelaskan, bahwa seorang guru yang telah bersertifikasi sulit untuk dipindahkan ke sekolah lain.
“Yang jelas secara data guru tersebut terganggu,” katanya, saat ditemui Aksi Post di ruang kerjanya, Senin (10/10) kemarin.
Namun menurutnya, hal itu bukan berarti tidak bisa dipindahkan. Bisa saja, namun hanya sertifikasi guru tersebut yang terancam hilang.
“Karena sertifikasinya di sekolah awal, jika dipindahkan harus merubah data. Nasib baik data gak hilang, namun harus menunggu selama kurang lebih satu semester baru data kembali update,” terangnya.
“Begitu juga sebaliknya, kalau nasib buruk saat pemindahan data, sertifikasinya hilang. Otomatis mereka tak lagi menerima kucuran dana sertifikasi, kan sayang,” tambahnya.
Saat ditanya secara individual di masing-masing guru, Sidabutar mengatakan, mau tidak mau mereka harus pindah. Namun pihaknya sangat mempertimbangkan hal tersebut.
“Pegawai itu ada sumpah siap ditempatkan di mana saja, namun tidak semudah itu. Ada hal lain yang harus kita pertimbangkan,” ujarnya.
Untuk tenaga pengajar tingkat Sekolah Dasar (SD), lanjutnya, secara keseluruhan sudah merata. Hanya saja, secara kuantitas antar guru dan siswa ada yang masih belum balance, dan masih dalam pengkajian pihak Disdik.
“Contohnya ada SD yang muridnya hanya 18 orang dari kelas 1 sampai 6, sementara gurunya ada enam orang bahkan lebih, kan gak wajar,” paparnya.
Seyogyanya, tambah Sidabutar, seorang guru minimal membimbing Rombongan Belajar (Rombel) dengan jumlah siswa 20 orang per kelas.
“Itu baru normal, banyak kita jumpai beberapa sekolah yang jumlah gurunya tidak sesuai dengan jumlah murid per sekolahnya,” jelasnya.
“Soal pemerataan guru, secara garis besar memang menjadi PR bagi kami. Namun tidak segampang itu, harus penuh dengan pertimbangan,” tandasnya. fni