Jambi, AP – Gubernur Jambi Zumi Zola minta frekuensi penerbangan dua bandara di wilayahnya yakni Bungo dan Kerinci, sebagai bandara perintis ditambah dari empat kali menjadi tujuh kali penerbangan dalam satu minggu.
“Untuk penambahan frekuensi penerbangan Bandara Bungo-Jakarta didasarkan laporan bupati Bungo tentang potensi penumpang dari Bungo ke Jakarta dan sebaliknya,” kata Zola, Selasa (11/10).
Sedangkan untuk penambahan frekuensi dari Jambi-Kerinci dan sebaliknya didasarkan pada potensi Kerinci setelah ditetapkan sebagai branding pariwisata Provinsi Jambi, katanya.
Dalam pertemuan bersama perwakilan dari beberapa maskapai penerbangan itu, Zola sangat berharap adanya penambahan frekuensi penerbangan dari bandara Bungo ke bandara Soekarno Hatta, yang saat ini terbang empat kali seminggu menjadi tujuh kali seminggu atau tiap hari.
Selain itu, Zola juga mengharapkan adanya penambahan frekuensi penerbangan dari Bandara Depati Parbo Kerinci ke Bandara Sultan Thaha Jambi dan sebaliknya, yang saat ini empat kali dalam seminggu juga menjadi tujuh kali atau setiap hari.
Wakil Bupati Bungo, Apri mengatakan, respon masyarakat sangat positif sekali untuk dilakukan penambahan penerbangan Muara Bungo – Jakarta yang saat ini hanya empat kali dalam seminggu melalui maskapai Sriwijaya.
Disebutkannya, pertumbuhan penumpang pada bulan Juli 2016, rata-rata jumlah penumpang datang adalah 102 orang atau 85 persen dari jumlah seat. Dan rata-rata jumlah penumpang berangkat sebanyak 111 orang atau 92,50 persen dari jumlah seat maksimum.
Pada bulan Agustus 2016, rata-rata jumlah penumpang datang adalah 102 orang atau 87,50 persen dari jumlah seat maksimum, dan rata-rata jumlah penumpang berangkat adalah 104 orang atau 86,67 persen dari jumlah maksimum seat.
Sekda Kerinci Afrizal mengatakan, berdasarkan masterplan pembangunan pemekaran Bandara Kerinci, setidaknya dibutuhkan 28 hektare lahan, namun saat ini hanya dipersiapkan 10 hektar.
“Saat ini ada penerbangan Susi Air empat kali dalam seminggu Kerinci -Jambi. Namun jika ada penambahan rute Kerinci-Padang dan Kerinci-Dumai itu akan sangat baik,” katanya.
“Mengingat terdapat 45 ribu orang Kerinci di Malaysia yang biasanya pulang ke Kerinci via Dumai. Dan masyarakat meminta adanya penambahan penerbangan di pagi hari ke Jambi,” katanya lagi.
Namun untuk memenuhi permintaan tersebut, sejumlah maskapai masih ragu karena kedua bandara tersebut masih sangat minim fasilitas dan faktor pendukung yang harus dimiliki bandara.
Perwakilan dari maskapai Sriwijaya Air, Dedi mengatakan, pihaknya sudah berpartisipasi yaitu Jakarta-Bungo dalam satu minggu sebanyak empat kali. Namun pihaknya masih mengeluhkan terkait sistem navigasi bandara yang masih terkendala.
“Sistem navigasi Bandara Bungo masih dibantu Jambi. Dan bandara Kerinci, runwaynya hanya 1.800, itu masih sangat limited sekali, dan jet tidak akan bisa landing di sana. Belum lagi butuh tambahan penyediaan Damkar,” katanya.
Selain itu, ia juga meminta adanya penambahan perluasan parkir pesawat di Bandara Kerinci, sebab jika ada pesawat yang akan menginap satu pesawat tidak bisa mendarat.
Perwakilan maskapai Garuda Indonesia menyatakan hanya Garuda dan Sriwijaja yang memiliki maskapai yang bisa mendarat di landasan kecil dengan keterbasan seperti Bandara Bungo dan Kerinci.
“Tapi jika adanya penambahan frekuensi penerbangan untuk Kerinci-Jambi pada pagi hari, saya rasa akan sulit karena di pukul 8-9 pagi Kerinci itu berkabut, dan bahaya bagi penerbangan,” katanya.
Sementara itu, Perwakilan AirNav Indonesia di Jambi Anton, mengatakan untuk bandara Bungo, sudah ada pelayanan navigasi, hanya saja baru sebatas mata memandang. Karena menurutnya masih memerlukan bantuan menara bandara Jambi. ant