Jambi – Sosok Usman Ermulan ternyata masih diimpikan sebagian masyarakat ketika kondisi ekonomi dinilai tidak membaik dan pemerintah dianggap tidak sesuai harapan.
Sesuatu yang tidak terbayangkan dari Usman hingga kini adalah kedekatannya bersama masyarakat, yang rindu bukan sekadar ketokohan melainkan rindu terhadap pembangunan yang dilakukan selama menjadi bupati dua periode. Usman memberikan perhatian penuh ke masyarakatnya dengan menekankan dinas-dinasnya merespon cepat semua keluhan yang masuk.
Tetapi jika ada dinas yang lamban, Usman tak segan turun langsung meninjau lapangan dan menegur bawahannya. Semua pengaduan warga diterima dan direspon, bahkan tak jarang berbuntut menjadi kebijakan.
Lantaran kesal tak kunjung ada perbaikan jalan dan jembatan di Teluk Nilau, Tanjung Jabung Barat membuat warga membandingkan era saat ini dengan yang terdahulu. Cara dan gaya Usman Ermulan menangani kerusakan infrastruktur. Hal ini sekaligus membuktikan masih ada warga yang menaruh harapan besar agar Usman bisa tetap turut andil memajukan dan melakukan percepatan pembangunan di Jambi.
“Kami masyarakat Teluk Nilau merindukan kepemimpinan seperti bapak jadi bupati dulu, yang peduli terhadap pembangunan infrastruktur desa seperti jalan lintas Teluk Nilau dan pembangunan jembatan,” kata Junaidi.
Junaidi menyayangkan pemerintah sekarang seperti kurang memperhatikan kondisi tersebut. Padahal perbaikan jalan tersebut hanya beberapa kilometer lagi. Akibatnya juga, memicu kerusakan pada komponen kendaraan masyarakat.
“Banyak kartel mobil masyarakat yang pecah akibat jalan dan jembatan tersebut. Kami mohon kepada bapak Usman agar bisa kiranya membantu kami menyambung keluhan ini ke pemda atau wakil rakyat yang sekarang lagi berkuasa. Sebelumnya kami mohon maaf atas keluhan yang sebenarnya mungkin tak sesuai dengan jalurnya. Beda dulu seperti bapak bupati sedikit aja ada jalan atau jembatan rusak, kami bisa SMS bapak dan langsung ada respon dari bapak,” kata Junaidi.
Sementara itu, Usman Ermulan mengaku hal tersebut. Aduan diterima melalui pesan singkat warga ke ponsel pribadinya. Usman mengatakan, akan berusaha semaksimal mungkin menampung aspirasi warga tersebut.
Laporan dan aduan masyarakat bukan pertama kali diterima kata Usman, meski tak lagi menjadi bupati namun kerap kali menerima berbagai aduan terhadap langkah dan kebijakan yang diambil pemangku kepentingan, dan Usman langsung memberikan solusi ke masyarakat. Menurutnya, terpenting saat ini adalah bagaimana pemerintah bisa memiliki pondasi berpikir demi kepentingan masyarakat.
Usman berujar, keterbatasan anggaran bukanlah sebuah alasan yang tepat. Sejatinya, berbagai cara masih bisa dilakukan kepala daerah guna memperbaiki infrastruktur agar dilalui masyarakat. Bahkan sewaktu masih menjabat, Usman seringkali mencari solusi yang adil dengan memperbaiki jalan ataupun jembatan secara gotong royong bersama masyarakat. Karena Usman sangat sadar menopang perkembangan ekonomi, infrastruktur adalah kebutuhan utama.
“Kita dulu buat jembatan dan jalan aja gotong royong bersama masyarakat karena tidak punya dana, yang penting bisa dilalui. Saya juga kecewa kalau pemerintah kabupaten maupun provinsi sampai tidak memperhatikan jalan utama tersebut,” kata Usman.
Sebelum menjadi Bupati, Usman merupakan Anggota DPR RI tiga periode di komisi Keuangan dan Perbankan dan Staf Khusus Menteri PPN/Kepala Bappenas kabinet SBY-JK. Usman menjelaskan, kerusakan jalan tak hanya bisa menghilangkan nyawa seseorang. Namun berimbas langsung pada perekonomian dan pengangkutan hasil bumi, ditambah dari dampak pandemi Covid-19 saat ini. Waktu perjalanan menjadi lebih lama, juga mengganggu aktivitas lainnya seperti kesehatan.
Usman tak mempermasalahkan pemerintah kabupaten maupun provinsi melakukan refocusing anggaran untuk pandemi Covid-19. Tetapi, kerusakan infrastruktur tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Misal jika ada ibu-ibu dengan kondisi kehamilan beresiko dan ada warga terinfeksi corona yang harus dirujuk ke luar. Saya akan protes kalau Pemda tidak segera memperbaikinya,” kata Usman, yang juga Ketua HKTI Provinsi Jambi.
Seperti diketahui, dikala hujan kondisi jalan tujuh kilometer itu becek bak kubangan kerbau sedangkan dikala panas jalan berubah bak kabut polusi debu. Karena masalah jalan merupakan tanggung jawab pemerintah, Usman berharap pemerintah peka terhadap itu. Usman sebagai Bupati Tanjung Jabung Barat periode 2001-2006 dan 2011-2016.
Secara terpisah, Humas PUPR Provinsi Jambi, Dheny Ivantriesyana Putra mengatakan, perbaikan di ruas Simpang Jembatan Sabak sampai Simpang Berbak kabupaten Tanjab Timur masih dikerjakan. Satu fleet alat berat terdiri dari excavator, backhoe loader, vibro roller dan armada pengangkut dump truck. Sedangkan perbaikan di Teluk Nilau, baru akan dilakukan usai lebaran Idul Fitri mendatang.
“Diperkirakan setelah lebaran baru akan di tanggani karena masih banyaknya jalan kritis akibat intensitas hujan sehingga mesti gantian. Penanganan akan dikerjakan alkal,” kata Ivan, Jumat (15/5).
Penulis: Deni