Kualatungkal, AP – Pekerjaan Rehab Jaringan daerah rawa Parit 1 Desa Sungai Gebar Barat, Kecamatan Kuala Betara disoal warga. Bahkan pekerjaan yang dilakukan pihak rekanan dinilai tidak maksimal lantaran masih meninggalkan rimbunan pohon nipah sisa pengerukan lumpur parit yang nampak semrawut.
Informasi dihimpun, masih terdapat beberapa titik lokasi yang dipenuhi rimbunan pohon nipah yang tidak diangkat dari parit. Padahal, pihak rekanan sudah tidak pernah terlihat di lokasi pekerjaan. Alat berat yang digukanan mengeruk parit juga sudah tidak terlihat disekitar lokasi sungai yang dikeruk.
“Kerjaanya sudah selesai. Tetapi masih banya pohon nipah yang tidak diangkat dari parit,” tutur Rohim, salah satu warga setempat.
Sementara, warga lain mengaku kesulitan jika harus mengangkat rimbunan pohon nipah secara manual. Menurut warga, jika tetap dibiarkan, lambat laun rimbunan pohon nipah akan terus tumbuh dan berkembang di tengah parit sehingga dikhawatirkan akan kembali menyumbat aliran air yang baru dikeruk.
“Kalau dikerjakan manual belum tentu bisa selesai. Soalnya sisanya masih banyak. Bagaimana caranya mau ngangkat itu rimbunan pohon nipah Kalau dibiarkan jelas menggangu aliran. Lama-lama, sampah lain juga akan terhenti dan menumpuk disitu,” sambungnya.
Warga sekitar berharap pemerintah segera menurunkan pengawas pekerjaan agar pihak rekanan bisa mengangkat sisa rimbunan nipah yang masih ada di tengah parit.
“Kalau bisa secepatnya. Jangan ditunda-tunda lagi,” tandasnya.
Sayangnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tanjabbar, Andi Nuzul belum berhasil dikonfirmasi. Kadis juga tidak merespon panggilan telpon saat media mencoba mengklarifikasi persoalan tersebut. Diketahui, kegiatan peningkatan/ rehab jaringan daerah rawa di lokasi Parit 1 Desa Sungai Gebar Barat, Kecamatan Kuala Betara dikerjakan dengan anggaran dana cukup besar melalui APBD Tanjabbar tahun 2016 dengan pagu senilai Rp 750 juta.
Saat tengah dikerjakan, warga juga pernah melayangkan protes kepada rekanan CV Hardianty yang sempat memungut pipa peralon gorong-gorong anak parit dari warga setempat. (her)