Tanjab Timur, AP – Pembudidaya lebah madu akasia di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) mengeluhkan banyaknya warga luar kabupaten dan luar provinsi menekuni usaha yang sama di kawasan tersebut, sehingga dapat mengancam pembudidaya lokal Tanjab Timur.
Seperti yang diungkapkan oleh Dodi, salah satu pembudidaya madu yang pertama kali mengembangkan usahanya itu di Kecamatan Geragai. Kata Dodi, usaha yang dilakoni itu awalnya untuk membuka peluang kerja bagi warga atau pemuda-pemudi sekitar yang membutuhkan penghasilan. “Artinya, tidak semata-mata untuk memperkaya diri pribadi saja,” ceritanya, Minggu 21 Juni 2020.
Kemudian ia mengatakan, kalau saat ini banyak pembudidaya baru yang mendirikan usaha serupa, namun yang disayangkan kebanyakan dari mereka warga pendatang yang bukan dari Kabupaten Tanjab Timur ataupun Provinsi Jambi.
“Ya sangat disayangkan lah, seharusnya usaha yang dapat dikembangkan dengan melibatkan warga lokal, kini sulit. Malah jumlah mereka lebih banyak dibandingkan dengan warga kita. Sedih juga rasanya, yang jaya malah orang luar, tapi orang pribumi tertinggal,” katanya.
Dirinya berharap, kedepan pihak pemerintah ikut serta berkecimpung dalam mengembangkan potensi besar ini. Mengingat saat ini madu akasia Jambi memang sedang membaik di pasaran.
“Selain itu, kita berharap peran dari Kepala Desa sangat penting dalam melakukan pengawasannya. Dalam waktu dekat saya akan berkoordinasi bersama pihak pemerintah untuk membahas permasalahan ini,”katanya. (Hifni)