MUARA SABAK, Ap – Rabies atau yang dikenal juga dengan istilah “anjing gila” adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Penyakit ini tergolong sangat berbahaya karena berpotensi besar menyebabkan kematian.
Virus penyebab rabies ditularkan oleh anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur. Namun, terdapat pula hewan lain yang dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia, seperti kucing, kera, musang, bahkan kelinci. Pada kasus yang tergolong sangat jarang, penularan virus rabies juga dapat terjadi dari manusia ke manusia, melalui transplantasi organ.
“Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur penularan rabies ini biasanya dari gigitan anjing, kucing dan monyet. Untuk kasus penularan rabies dari manusia ke manusia, di Tanjab Timur beluk pernah terjadi,” ujar Jumati, Kabid P2P Dinkes Tanjab Timur, Senin 22 Juni 2020.
Biasanya hewan liar yang sering menjadi ancaman dari kasus rabies ini. Sebab, hewan liar seperti anjing yang sering menyerang manusia dan untuk anjing dan kucing peliharaan biasanya sering beri vaksin oleh pemiliknya.
Untuk di Tanjab Timur sendiri, kasus gigitan hewan penular rabies di tahun 2018 berjumlah 115 kasus dan tidak ditemukan kasus korban meninggal dunia. Sementara itu, ditemukan 11 hewan yang positif rabies.
“Di tahun 2019, jumlah kasus rabies yang terdata di kami ada sebanyak 58 kasus dan ditemukan 5 hewan yang positif rabies. Sampai bulan Mei 2020 lalu ada 32 kasus rabies dengan 1 hewan yang dinyatakan positif rabies. Untuk tahun ini dan tahun 2019 tidak ada korban meninggal akibat kasus ini. Kecamatan terbanyak dalam kasus ini, yaitu Rantau Rasau,” katanya.
Jumati juga menjelaskan, untuk mengetahui hewan yang menggigit tersebut terjangkit rabies atau tidak, ada beberapa cara untuk mengetahuinya. Seperti melihat kondisi hewan tersebut, seperti anjing apakan mengeluarkan liur berlebih dari mulutnya.
“Untuk mengetahui hewan tersebut rabies atau tidak, hewan tersebut ditangkap setelah menggigit dan hewan tersebut harus diobservasi dulu selama 14 hari. Jika sebelum 14 hari hewan tersebut mati, kemungkinan besar hewan itu rabies,” ujarnya.
Selain dengan cara mengobservasi hewan yang yang telah menggigit manusia untuk mengetahui apakah hewan tersebut rabies atau tidak, cara lain juga bisa dilakukan dengan mengambil otak hewan tersebut untuk diteliti di laboratorium peternakan untuk memastikan apakah hewan tersebut rabies atau tidak. Sementara itu, untuk korban gigitan tersebut diharapkan segera melakukan penanganan awal dengan cara membersihkan luka dengan air mengalir dan cairan deterjen atau sabun.
“Korban gigitan juga harus segera ke pusat kesehatan terdekat untuk melakukan pertolongan selanjutnya dengan cara diberikan vaksin. Apabila hewan tersebut dianggap mengidap rabies, maka korban akan diberikan vaksin lanjutan atau penanganan yang lebih serius lagi. Sebab rabies ini dapat mengakibatkan kematian pada korbannya,” tandasnya. (Hifni)