JAMBI, AP – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi mendorong masyarakat untuk membentuk Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di masa pandemi COVID-19 untuk menjaga ketahanan pangan.
“Melalui LPM masyarakat bisa menjaga kontinuitas ketersediaan pangan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan,” kata Ketua Kelompok Peneliti Sosial Ekonomi Pertanian BPTP Jambi Erwan Wahyudi, Minggu 26 Juli 2020.
Untuk mengurangi potensi kerawanan pangan, masyarakat perlu didorong untuk mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan. Salah satu upaya untuk memperkuat cadangan pangan di tengah masyarakat melalui kegiatan LPM.
Erwan menerangkan LPM dibangun untuk mendekatkan akses pangan ke anggota kelompok tani dan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya cadangan pangan, terutama di masa krisis. Dalam kondisi pandemi COVID-19 dibutuhkan lebih banyak inovasi dan terobosan untuk memastikan distribusi kebutuhan pangan bisa merata ke wilayah rawan pangan.
“Pemerintah daerah harus berkomitmen mendorong pemanfaatan lahan sub-optimal serta pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan,” kata Erwan Wahyudi.
Di masa pandemi COVID-19 kebijakan PSBB turut mempengaruhi distribusi pangan dari petani ke masyarakat yang berdampak terhadap rendahnya daya serap pasar akan hasil pertanian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan, yakni efisiensi rantai pemasaran dengan mengoptimalkan dan memperluas pasar mitra tani dan toko tani.
Pasar mitra tani dan toko tani selama ini telah menjadi penghubung bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ingin menjual produk pertanian mereka secara langsung ke konsumen.
Menurut Erwan, yang tidak kalah penting adalah memastikan petani tetap sehat, sejahtera dan semangat agar terus berproduksi. Sebab, kedaulatan pangan akan sulit diwujudkan jika petani sebagai pelaku utama usaha tani tidak sejahtera.
“Oleh karena itu, negara harus hadir untuk menjamin kesejahteraan petani, menjaga semangat mereka dan memastikan kesehatannya di tengah pandemi COVID-19,” tuturnya. (Red)