JAMBI, AP – Politikus pindah partai atau ‘kutu loncat’ biasanya terjadi ketika musim kontestasi politik termasuk menjelang Pilkada tahun ini, sejumlah politisi mengganti kartu keanggotaan partai agar dapat bertarung merebut kursi nan empuk.
Bagi yang berstatus wakil rakyat, konsekuensi pindah partai adalah meninggalkan jabatannya sebagai legislator. Dan, pindah partai itu bernasib baik, barangkali menandakan ketokohan sang calon sudah kuat di daerahnya sehingga konstituen tak memandang asal partai politik. Tentu, tak sedikit pula yang bernasib apes yang bisa jadi menunjukkan lebih kuatnya faktor partai politik ketimbang figur.
Ketua DPD PAN Batanghari periode 1998-2001, Nasroel Yasier menyayangkan cara berpolitik Muhammad Mahdan yang berpindah partai. Mahdan adalah bakal calon wakil bupati mendampingi Yunninta Asrama di Pilkada Batanghari 9 Desember 2020.
Sebelum menjadi wakil ketua DPRD, ipar Sinwan — mantan Bupati Batanghari— merupakan Ketua DPRD Batanghari periode 2014-2019 dari PAN. Menurut Nasroel, Mahdan pernah tercatat sebagai anggota DPRD dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).
“Dia awalnya menggantikan posisi Sinwan yang mencalonkan diri Wakil Bupati Batanghari mendampingi Abdul Fattah,” kata Nasroel.
Pada masa Mahdan sebagai Ketua DPRD Batanghari, PAN Batanghari meraup enam kursi. Nama besar PAN ini tak lepas dari tangan dingin iparnya juga selaku Ketua DPD PAN Batanghari saat itu. Pada Pemilu 2019, kata Nasroel, Mahdan kembali terpilih menjadi wakil rakyat dari Daerah pemilihan (Dapil) IV Mersam-Maro Sebo Ulu. Berdasarkan hasil pleno perhitungan suara KPU Batanghari berhasil meraup 3.239 suara.
“Miris sekali melihatnya, apalagi dia pernah menikmati jabatan bergengsi sebagai anggota dan ketua DPRD,” kata Nasroel, Selasa 11 Agustus 2020.
Menurut Nasroel, sikap pindah partai ini menunjukan kalau Mahdan haus kekuasaan. “Kesannya hanya sebatas ‘kutu loncat’ mengejar perahu dan bukan berjuang untuk kepentingan Rakyat,” kata Nasroel.
Yunninta dan Mahdan resmi diumumkan DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Desember 2020. Keputusan itu dibacakan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dalam pengumuman tahap ketiga 75 pasangan calon kepala daerah Pilkada Serentak 2020 secara virtual, di Jakarta, Selasa itu. PDIP Provinsi Jambi juga mengadakan nonton bareng (nobar) pengumuman 75 dukungan pada pilkada serentak 2020 di seluruh Indonesia oleh DPP PDIP.
Nampak hadir Ketua PDIP Provinsi Jambi Edi Purwanto beserta jajaran pengurus beserta kader. Serta Yunninta Asmara, dan suaminya Sahirsyah yang juga Bupati Batanghari. Kemudian Mahdan yang datang mengenakan kemeja merah lengkap logo PDIP.
Kata Mahdan, jika dia siap meninggalkan PAN dan bergabung PDIP. “Ada instruksi untuk mengenakan baju berwarna merah. Surat pengunduran diri dari PAN sedang disiapkan,” kata Mahdan.
Selain itu, PDI resmi mengusung Bobby Nasution-Aulia Rahman sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Medan Bobby Nasution merupakan menantu Presiden Joko Widodo dan suami dari anak kedua Jokowi, Kahiyang Ayu.
“Selamat bergabung ke PDI Perjuangan, Mas Bobby. Selamat atas kelahiran putra keduanya. semoga berkah,” kata Puan Maharani saat membacakan nama Bobby. “Terima kasih Mbak Puan Maharani,” jawab Bobby secara virtual.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto ikut menyaksikan langsung pembacaan nama-nama pasangan calon tersebut.
Puan berharap para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP ini bisa mulai berjuang dari sekarang, sehingga pelaksanaan Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 bisa menang semuanya.
PDIP juga mengusung Atep sebagai calon wakil wali kota Bandung dan penyanyi Sri Barat atau yang dikenal Iyeth Bustami di Pilkada Bengkalis.(Red)