Oleh: Afrizal Saputra, SE
Walapun masih di tengah Pandemi covid-19, suasana perayaan peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-75 tetap terasa. Perayaan peringatan kemerdakaan yang tentunya agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, justeru membuat kita lebih merasakan kedalaman makna tentang arti kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan yang direbut dengan mengorbankan keringat, darah dan harta dari para pendahulu kita seharusnya mengusik kesadaran dan kerja nyata kita dalam mengisi kemerdekaan tersebut. Terutama untuk pemuda, yang selalu memberikan sumbangsih terbesar dalam setiap episode sejarah bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928, para pemuda berjuang untuk mempersatukan bangsa Indonesia melalui Sumpah Pemuda. Momentum itu menjadi titik awal dari upaya persamaan visi berbangsa dan bernegara yang didasarkan pada kesadaran Bhinneka Tunggal Ika. Pada tahun 1945, para pemuda memainkan peran dalam mendorong proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan bersama-sama berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah pernyataan kemerdekaan tersebut. Pada tahun 1966, gerakan pemuda dan elemen bangsa lainnya berhasil mendorong perubahan dan perbaikan kondisi bangsa dan negara saat itu melalui Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA). Pada tahun 1973, pemuda membentuk wadah atau himpunan untuk mengisi kemerdekaan dengan karya-karya nyata melalui Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Pada tahun 1998, pemuda berhasil mendorong reformasi dan demokratisasi di Indonesia.
Salah satu kumpulan gerakan pemuda yang lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Pemuda Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Zulhijjah 1350 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1932 Miladiyah. Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah, yang merupakan gerakan Islam, amar ma’ruf nahi munkar, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah. Maksud dan tujuan Pemuda Muhammadiyah adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam demi terwujudnya kader persyarikatan, kader ummat dan kader bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis dapat dikaitkan dengan keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang sejak awal diharapkan oleh KH. Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja dan pemuda Islam. Dalam perkembangannya, SPP mengalami kemajuan yang pesat hingga pada Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makasar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya Muhammadiyah bagian Pemuda yang merupakan bagian dari organisasi dalam Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga Muhammadiyah. Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah bagian Pemuda dijadikan suatu organisasi otonom (ortom) yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga organisasinya sendiri.
Pemuda Muhammadiyah di Kota Jambi
Pemuda muhammadiyah di Kota Jambi sedang berbenah untuk pembaharuan yang berkemajuan. Sebagai promotor atau pengerak roda organisasi muhammadiyah di kota Jambi, maka Pemuda Muhammadiyah harus berperan aktif dalam pembangunan Kota Jambi sebagai bagian dari tanggung jawab moral mengisi kemerdekaan yang telah direbut oleh para pejuang bangsa.
Kota Jambi adalah kota dagang dan jasa yang terlek ditengah-tengah Pulau Sumatera, sehingga Pemuda Muhammadiyah Kota Jambi harus mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), baik economic entrepreneurship maupun social entrepreneurship. Inti dari prinsip entrepreneurship adalah memberikan nilai tambah terhadap potensi di sekelilingnya.
Pertama, economic entrepreneurship memberikan nilai tambah potensi sekelilingnya untuk menghasilkan profit. Etos kewirausahaan, diperlukan untuk meningkatkan aktivitas perekonomian dan membangun kemandirian. Kalangan pemuda bisa mulai merintis pendirian usaha mandiri, saling berbagi kiat bisnis dengan para pelaku usaha lainnya serta melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja.
Kedua, social entrepreneurship memberikan nilai tambah potensi sekelilingnya yang menghasilkan pelayanan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan menggerakkan organisasi kepemudaan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat seperti pelatihan kecakapan hidup (life skill), bakti sosial, diskusi-diskusi bertema pembangunan dan lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung reformasi birokrasi dan capacity building organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat.
Sebagai syarat utama dalam mencapai tujuan dari entrepreneurship maka Pemuda Muhammadiyah harus selalu meningkatkan kapasitas dirinya. Hal ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan secara formal di perguruan tinggi (Universitas Muhammadiyah Jambi salah satu contohnya dengan semboyan Profesional, Entrepreneur dan Islami) maupun informal melalui aksi-aksi nyata ditengah masyarakat Kota Jambi.
Buya Hamka pernah berpesan kepada kita bahwa hari ini adalah sejarah untuk masa depan. Tonggak-tonggak perjuangan dan perjalanan masa kini menjadi lembaran-lembaran kisah yang akan di kecap di masa depan. Perjuangan masa kini, sesungguhnya hinggap di bahu para pemuda. Meneruskan tongkat estafet perjuangan generasi sebelum mereka. Namun pemuda, bukan tanpa isi. Para pemuda itu, tidak bisa tidak, haruslah mengusung obor ilmu, guna menerangi kehidupan umat Islam saat ini. Agar tidak menjerumuskan. Agar menegakkan keadilan dengan ilmu, bukan belitan hawa nafsu. Pemuda dan Intelektualitas inilah yang akan menentukan jejak langkah kemudian.
Pemuda Muhammadiyah Kota Jambi juga harus memainkan peran sebagai agent of change, berarti pemuda memiliki peran dan tugas penting bagi perubahan-perubahan positif di masyarakat Kota Jambi. Selain itu juga sebagai agent of development, berarti pemuda merupakan agen pembangunan di segala bidang kehidupan (fisik maupun non fisik). Kemudian sebagai agent of modernization, berarti pemuda memiliki peran dan tugas sebagai pelopor pembaruan sebagaimana motto persyarikatan Muhammadiyah yaitu Indonesia yang berkemajuan.
Saat ini, seluruh fokus Pemerintah Kota Jambi masih pada penanganan kasus covid 19 yang terus meningkat di Kota Jambi. Pandemi tersebut berpengaruh pada sektor pembangunan, pendidikan dan ekonomi. Penanganan Covid-19 yang belum maksimal oleh Pemerintah Kota Jambi, kurangnya kesadaran masyarakat tentang menjaga jarak aman, memakai masker diluar rumah dan mencuci tangan pakai sabun mengakibat masih tingginya penambahan jumlah orang yang positif covid-19.
Pemuda muhammadiyah di Kota Jambi menilai bahwa Covid-19 merupakan bencana yang perlu di tangani bersama. Covid-19 adalah kejadian yang sangat luar biasa yang harus segera dilakukan pencegahannya dengan sungguh sungguh, massif dan terkoordinasi dengan baik.
Muhammadiyah telah membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). Pemuda muhammadiyah di Kota Jambi salah satu relawannya baik tingkat daerah maupun nasional. Ta’awun telah menjadi spirit Muhammadiyah sejak lahirnya. Sebagai spirit utama, ta’awun telah menggerakkan seluruh potensi untuk membantu Republik ini, kata sekretaris umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ta’awun adalah satu ajaran dasar dan akhlak Islam. ”…Dan tolong –menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…(QS al-maidah{5}:2)
Penutup
Bagi Pemuda Muhammadiyah, Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 ini harus dimaknai sebagai momentum pembuktian (syahadah) dengan menghadirkan kemerdekaan yang memerdekakan rakyat Indonesia umumnya dan masyarakat Kota Jambi khususnya. Kemerdekaan yang membebaskan rakyat dari kemiskinan dan pemiskinan, membebaskan rakyat dari kebodohan dan pembodohan sehingga cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur dapat terwujud.
Pemuda harus dapat bekerja pada upaya pembuktian mengisi kemerdekaan dengan meninggikan produktifitas dan merawat integritas (akhlak yang baik), sebagaimana dahulu pemuda memainkan peranan yang sangat penting dalam memerdekakan bangsa dan dalam setiap episode sejarah bangsa Indonesia.
“Kami ceritakan kepadamu Muhamamad kisah mereka dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka. Dan kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri, lalu mereka berkata: Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami tidak menyeru Tuhan selain Dia“ ( QS Al-Kahfi 13 dan14 ). Penulis merupakan Aktivis Lingkar Diskusi KAMU dan bekerja di Universitas Muhammadiyah Jambi.