JAMBI, AP – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) merupakan ancaman serius bagi Provinsi Jambi setiap tahunnya. Saat ini wilayah Provinsi Jambi sudah masuk musim kemarau, antisipasi sudah dilakukan baik di tingkat provinsi maupun daerah tingkat II, kota dan kabupaten.
Di Kabupaten Sarolangun sejak Januari hingga sekarang ini terpantau 50 hotspot. Titik-titik itu terpantau oleh pihak BPBD Sarolangun. Terbanyak berada di Kecamatan Bathin VIII.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sarolangun Yen Aswadi mengatakan, sejak ditetapkan status siaga Karhutla, Satgas Karhutla Kabupaten Sarolangun telah mempersiapkan segala keperluan untuk mencegah dan menanggulangi Karhutla.
Kata dia, berdasarkan pantauan melalui Satelit Lapan dan BMKG Jambi sejak Januari terpantau sebanyak 50 hotspot dan sepekan terakhir terpantau sedikitnya 20 hotspot. “Perkembangan titik api di Kabupaten Sarolangun cukup meningkat secara signifikan. Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat selalu tetap waspada dengan potensi titik api yang ada,” kata Yen, Selasa (25/8)
50 titik api kata Yen yang tersebar di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Sepekan terpantau lebih dari 10 titik api di Kecamatan Bathin VIII. Titik api itu terpantau di lahan masyarakat.
Yen Aswadi meminta agar semua camat dan kepala desa maupun lurah dapat mensosialisasikan kewarga agar tidak meluaskan lahan dengan cara membakar.
Selain Sarolangun, Kabupaten Tebo merupakan wilayah daerah tingkat II di Provinsi Jambi yang cukup rawan bencana Karhutla. Di sana terdapat sejumlah perusahan perkebunan yang kerap terjadi kebakaran di areanya, seperti PT Alam Bukit Tigapuluh yang bahkan tahun lalu sempat disegel perusahaannya akibat kebakaran yang terjadi. Kemudian terdapat pula Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di wilayah Tebo.
Sebagai upaya antisipasi Karhutla di wilayahnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo sudah menyediakan pos pemantauan Karhula. Tim patroli juga dikerahkan untuk mengantisipasi Karhutla.
Kepala BPBD Tebo, Sulaiman mengatakan di tiap pos pemantauan bersiaga dua personel BPBD bersama personel TNI dan Manggala Agni. Di tiap-tiap pos pemantauan juga sudah disiapkan alat pemadam api, jika sewaktu-waktu terpantau api di wilayah itu, api bisa segera dipadampakn sebelum membesar. “Guna mengantisipasi kebakaran,” kata Sudirman, Selasa (25/8).
Kata Sudirman, setidaknya ada lima pos yang sudah disiapkan BPBD. Dia menekankan agar personel yang ditempatkan di tiap-tiap pos untuk bisa bekerja secara profesional. “Selalu pantau dan sigap dalam bergerak.”
Dalam upaya pencegahan Karhutla ini pula, Kepolisian Daerah (Polda) Jambi memperoleh 100 unit alat pemadam kebakaran portabel dari pengusaha perusahaan perkebunan di Provinsi Jambi. Bantuan berupa portabel ransel sprayer dan tabung oksigen ini diterima langsung oleh Direktur Reskrimsus Polda Jambi Kombes Pol Edi Faryadi.
Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi, portabel ransel akan digunakan personel atau petugas Satgas Karhutla untuk pemadaman awal sebelum api membesar. Saat ini personel Satgas sudah disebar ke lapangan untuk melakukan patroli.
“Alat ini dibutuhkan sebagai perlengkapan patroli tim Satgas Karhutla apabila pada saat berpatroli menemukan titik api. Dengan peralatan itu bisa dipadamkan langsung,” kata Kuswahyudi.
Kata Kuswahyudi, Polda Jambi berterimakasih kepada pengusaha perkebunan yang sudah memberikan bantuan alat pemadam portabel tersebut. Nantinya perlengkapan juga akan dibekali ke petugas TNI yang ada di lokasi. “Alat itu saat sudah langsung dipergunakan oleh petugas di lapangan,” kata Kuswahyudi menambahkan. (Hamzah/Red)