KERINCI, AP – Kejaksaan Negeri Sungai Penuh hingga saat ini masih belum melakukan eksekusi terhadap terpidana kasus korupsi pembangunan irigasi Sungai Tanduk, Kayu Aro, Kabupaten Kerinci tahun 2016, Ibnu Ziady.
Ibnu Ziady sudah divonis oleh hakim agung bersalah dalam kasus ini. Mantan Kepala Bidang Sumber Daya Air PUPR Provinsi Jambi ini sudah divonis bersalah dan dihukum dengan hukuman 4 tahun penjara di pengadilan tingkat kasasi.
Kepala Kejari Sungai Penuh melalui Kasi Pidsus Sudarmanto mengaku sudah menerima petikan putusan Mahkamah Agung terkait putusan terhadap Ibnu Ziady pada 14 Agustus lalu. Dan saat ini jaksa eksekutor masih mencari keberadaan Ibnu Ziady yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sarolangun. “Untuk eksekusinya kami sedang upayakan mencari yang bersangkutan,” kata dia, Selasa (25/8)
Pihaknya, kata Sudarmanto, sudah melakukan pencarian pasca diterimanya petikan putusan itu. Namun sampai sekarang masih belum menemukan keberadaan terpidana. “Informasinya masih di Jambi,” tambahnya.
Untuk diketahui dalam Korupsi Irigasi Sungai Tanduk, kecamatan Kayu Aro, Dua orang terpidana yakni Ito Muktar, divonis 1 tahun 2 bulan penjara dan denda Rp1 miliar. Ibnu Zaidy divonis pidana penjara selama 1 tahun dan denda Rp 50 juta, subsidar 3 bulan penjara pada pengadilan tingkat pertama. Namun hukumannya naik menjadi 4 tahun penjara di pengadilan tingkat kasasi.
Dalam kasus tindak pidana korupsi pada kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah TA. 2016 / pekerjaan peningkatan jaringan irigasi Sungai Tanduk Kabupaten Kerinci di Dinas PUPR Provinsi Jambi dengan kontrak RP7.268.900.000. (Hendra)