Oleh ALI FAHMI, SE.,ME.
FENOMENA mahasiswa saat ini lebih senang dan bangga duduk manis sambil main game atau gadged, atau duduk-duduk di pusat perbelanjaan atau di tempat nongkong modern yang begitu gemerlap dan jauh dari kesulitan hidup rakyat kecil. Di sana mereka dapat leluasa berbicara tentang artis idola, film populer serta trend atau mode pakaian terbaru, dan tak lupa mencibir setiap kali ada demo yang memacetkan jalan.
Di sisi yang lain gerakan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan cenderung tersandera dengan isu-isu elit yang menyetir media massa nasional. Prestasi bagi mereka adalah ketika berhasil membuat event besar dengan mendatangkan artis papan atas. Kalau begitu apa bedanya mahasiswa dengan event organizer (EO)?.
Sejarah Gerakan Mahasiswa Dari Masa ke Masa
Kesadaran politik Gerakan Muda (Pelajar dan Mahasiswa) lahirlah Sumpa Pemuda tahun Gerakan mahasiswa pada 1965 untuk ikut menganyang gerakan G30S PKI yang dipelopori oleh KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang dibentuk pada 25 Oktober. Gerakan mahasiswa pada tahun 1970 gerakan moral yang menyerukan Golput atau Golongan Putih terhadap Pemilu yang tak
Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) 1974 sehingg rezim Soeharto mengambil tindakan normalisasi kehidupan kampus (NKK). Gerakan mahasiswa pada era akhir 1980-an sampai puncaknya 1998 , menyatu gerakan mahasiswa dan kekuatan rakyat akhirnya Soeharto menyatakan mengundurkan diri pada Mei.
Revitalisasi Gerakan Mahasiswa untuk Indonesia Berkemajuan
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
Gerakan melakukan revitalisasi ideologis, yakni memperkokoh kembali akar idealisme ( misi, usaha, cita-cita, khittah) dan kepentingan gerakan dengan titik tekan pada bekerja keras dalam peningkatan kualitas sehingga dapat berperan untuk bangsa, dan peran global dengan semangat menampilkan Islam yang berkemajuan (din al-hadarah) sekaligus menyebarkan risalah rahmatan lil-‘alamin.
Dalam falsafah berorganisasi, “Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairaat,” maka Mahasiswa Muhammadiyah seharusnya menjadi teladan atau pelopor pada setiap moment, baik kedaerahan maupun secara nasional karena tugas mengawal agenda kebangsaan dengan cara menjadi bagian pelaku sejarah sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.
Konsepsi Islam berkemajuan, yaitu mampu menangkap setiap dinamika perubahan untuk menyesuaikan model gerakan bagi ummat, hal ini penting sebagai salah satu indikator keberhasilan dalam rangka pengabdian (berkhidmat) kepada ummat untuk memposisikan sebagai kader bangsa.
Sebagai gerakan intelektual, maka posisi sangat penting untuk memberikan sebuah kontribusi kongkrit terhadap penyelenggaraan pemerintahan, dari pusat hingga daerah, baik secara formal maupun kultural karena selama ini peranan tersebut masih belum sepenuhnya terasa pada proses pengawalan kebijakan strategis bagi masyarakat. Dalam rangka membangun sebuah peradaban Indonesia yang berdaulat, maka perlu melihat dari beberapa perspektif.
Pada sisi mana peran Mahasiswa Muhammadiyah dalam pengabdiannya untuk umat, maka peran penting adalah memposisikan diri sebagai gerakan intelektual yang melakukan pengabdian sebagai organ gerakan untuk menjembatani saluran komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah untuk memberikan solusi terhadap persoalan keumatan sehingga apa yang menjadi harapan maupun keinginan ummat dapat terwujud.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka ada beberapa konsep model gerakan yang bisa di tempuh, diantaranya adalah; (a) structural, yaitu dengan melakukan pola komunikasi yang efektif terhadap pemangku kebijakan, (b) cultural, yaitu dengan melakukan bentuk kesadaran kolektif, dan (c) sosial , yaitu penguatan terhadap kelompok masyarakat.
Gerakan adalah perbuatan, usaha atau kegiatan dilingkungan sosial yang berdasarkan kolektifitas sebuah komunitas intelektual yang bergerak untuk mengubah tatanan masyarakat dan bangsa yang lebih sejahtera, madani, bermoral dan syarat akan nilai-nilai kebangsaan. Mereka harus bersikap tegas dengan berbagai kajian dan tidak hanya riuh dengan selebrasi politik.
Tidak hanya bergerak dalam dunia maya seperti dengan gerakan petisi online, akan tetapi bergerak dalam aksi nyata dengan turun ke rakyat dengan melakukan aktivitas sosial-politik menciptakan kesadaran politik pada masyarakat, melakukan berbagai kajian dan membentuk media seperti Koran kampus, dll untuk memperkuat argumen dan memperluas kesadaran massa.
Kebijakan pemerintah yang masih terjerat dalam politik neoliberal, membuat terus terjadinya berbagai konflik yang melibatkan rakyat dengan pemerintah atau swasta serta dengan keduanya, semestinya Mahasiswa hadir turut membantu perjuangan rakyat.
Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control. Disinilah Mahasiswa seolah-olah berada dalam sistem namun diluar struktur. Disamping itu mahasiswa juga memiliki tanggung jawab Tri Dharma perguruan yang intinya adalah keunggulan yang akan menjadi milestone (batu loncatan) sebagai landasan dasar untuk kesuksesan.
Mahasiswa disamping menuntut ilmu dan mencari IP setinggi-tingginya tetapi jangan melupakan perannya dalam membangun bangsa ini. Disamping memahami mata kuliah yang diajarkan dosen dan mengerjakan tugas kuliah tetapi mahasiswa harus berkontribusi nyata dalam membela kebutuhan rakyat. Peranan mahasiswa menjadi sangat penting karena mahasiswa adalah kelompok yang idealis yang terlepas dari pengaruh pihak manapun.
Idealisme yang dimiliki mahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan terhadap kebenaran yang dia yakini. Mahasiswa tidak pantang menyerah dan tidak takut terhadap apapun di dalam menyampaikan aspirasi yang mereka miliki. Pandangan, pemikiran dan sikap mahasiswa inilah yang dibutuhkan dalam mewujudkan Indonesia yang progresif.
Dari setiap lintasan sejarah gerakan mahasiswa tidak terlepas dari peran; Agen Perubahan, Tangguh dan Kuat, Kontrol Social dan Akhlak yang baik. Ke-empat peranan ini dapat dijalankan jika mahasiswa memiliki skill dan ilmu pengetahuna yang cukup disertai dengan memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.
Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan menjalani nilai-nilai yang terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Pendidikan diperlukan agar mahasiswa memiliki intelektual dan wawasan yang luas sehingga membantu di dalam proses berpikir untuk mencari solusi terhadap berbagai Penelitian diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat dengan landasan research agar karya tersebut tepat. Pengabdian masyarakat diperlukan agar ilmu yang didapat bukan untuk dirinya sendiri tetapi berusaha agar masyarakat juga merasakan manfaat dari
Islam yang berkemajuan dan berperadaban diharapkan dapat menyinari kehidupan umat manusia secara universal sebagai mata rantai dari misi kerisalahan gerakan Islam yang dibawa dan disebarluaskan Muhammadiyah untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lilalamin.
Untuk dapat terlibat dan berperan maksimum, maka seseorang harus memikirkan kualitas masa depannya dengan bersungguh-sungguh bertindak untuk memantaskan dirinya agar peran-peran terbaik dalam kemanusiaan dapat dilakukan, maka ada 4 tahapan yang harus dilalui; ( 1) Jadikan diri dikenal, (2) Jadikan diri dan pastikan pribadi yang diterima dengan modal kematang dan kemapan pribadi, (3) Jadikan diri disukai, sebab Orang yang disukai akan didahulukan, dikhususkan, (4) Jadikan diri di Percaya, dan (5) Jadikan diri kita di Hormati, sebab kualitas pribadi tertinggi yang menjadikan diri seseorang berpengaruh atas orang lain, adalah rasa hormat.
Sementara untuk mengukur ke-efektifan pribadi kita, secara ringkas adalah sebagai berikut; (a) Besarnya rasa terima kasih orang lain atas kontribusi kita, (b) Tulusnya rasa syukur mereka atas ke-Ikhlasan kita, (c) Besarnya permintaan orang lain untuk kehadiran kita, (d) Baiknya imbalan yang disediakan untuk waktu kita.
Dalam rasa syukur kita kepada Allah SWT atas semua hal diatas, maka Kita tidak akan berhasil tanpa memberhasilkan orang lain. Dan ingatlah bahwa kita adalah hasil Investasi banyak pihak; Allah SWT, kakek, nenek, orang tua, saudara, guru, dosen kerabat, suami, istri, anak dan….(semua orang yang pernah datang dan pergi untuk “mengisi” hidup kita).Jadi sangatlah besar Nilai Investasi untuk saya, Anda , kita atau (Kau dan Aku) lalu bagaimana cara berterimakasih…. Lakukan lebih dari yang telah mereka lakukan.
Setiap tindakan kita harus mencerminkan dari ; Kerja keras yang mendatangkan rezeki, kerja cerdas yang melipatgandakan rezeki, dan kerja ikhlas yang membuat rezeki menjadi berkah. Pesan Founder & CEO Jababeka dan Pendiri President University ; Think Big, Start Small, Move Fast (Berpikir Besar, mulai dari yang kecil dan bergerak cepat).
Selamat datang dikampus Universitas Muhammadiyah Jambi bagi calon-calon mahasiswa baru yang akan menjadi menjadi mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jambi…kelak Insya Allah akan menjadi Mujahid, Mujahidah…. Patrikan dalam dada; niat ikhlas untuk beribadah, berdakwah amar makruf nahi munkar, berjuang untuk kejayaan izzul Islam wal muslimin, hidup dan mati dalam Islam.
Penulis merupakan Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jambi, Mantan Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), Universitas Sriwijaya periode 1992-1993, Ketua Pusat Kajian Pembangunan Daerah Universitas Muhammadiyah Jambi dan Aktivis Lingkar Diskusi KAMU.