Jambi, AP – Masuknya Usman Ermulan dalam Tim Cek Endra-Ratu Munawaroh lebih memperkuat tempur 9 Desember mendatang. Usman terkenal sebagai politisi senior, memiliki jiwa wirausaha dan kepemimpinan berwawasan nasional.
“Ya saya menyatakan dukungan dan siap memenangkan pasangan Cek Endra-Ratu Munawaroh (Cerah) di Pemilihan Gubernur Jambi 9 Desember mendatang. Saya melihat hanya sosok ini yang mampu memikirkan nasib Jambi kedepan,” ujar Usman Ermulan, Senin (7/9).
Usman merupakan Anggota DPR RI 1992-1997, 1997-1999, dan 1999-2004 komisi keuangan dan perbankan, Staf Khusus Menteri Negara/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI. Dan, Bupati Tanjung Jabung Barat 2001-2006 dan periode 2011-2016.
Usman dikenal akrab dengan Presiden RI ketiga, almarhum BJ Habibie. Mantan Wapres RI Try Sutrisno ayah dari Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan mantan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO).
Beberapa temannya, kini memegang posisi strategis dalam kabinet Joko Widodo – Ma’ruf Amin, mulai dari Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI, Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dan Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Ketua Umum HKTI.
Jika terpilih nantinya, sejumlah harapan Usman ke pasangan Cek Endra-Ratu. Mulai dari harga karet sampai membantu negara dalam ekspor batu bara.
Pertama, meningkatan harga karet yang saat ini mengalami penurunan. Guna untuk merealisasikan program itu, kata Usman, bisa memperluas pasarnya dan pembinaan terhadap para petani karet untuk kualitas produksinya.
“Sehingga ada persaingan harga. Bisa melibatkan peran PTPN VI atau membuka jalan dari Petaling Muaro Jambi menuju Senawar Musi Banyuasin Sumsel, sekitar 4 kilometer lagi. Harga karet di Sumsel cukup tinggi sama dengan di Sumbar. Nah, Petani kita bisa jual kesana,” kata Usman.
Tak hanya itu, menurut dia, infrastruktur tersebut bakal membuka akses ekonomi dan mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat yang lebih banyak lagi.
“Jalur ini mempersingkat warga daerah tetangga untuk ke rumah sakit, bandara, bahkan sector jual-beli lainnya yang ada di Jambi,” kata dia.
Kedua, mengharapkan pasangan Cerah membangunan industri refinery Crude Palm Oil (CPO) menjadi biosolar. Sembari menunggu selesainya proyek Ujung Jabung, kata Usman, pemerintah memanfaatkan pelabuhan Muara Sabak sebagai jalur ekspor CPO.
“Harganya di Riau lebih tinggi dari pada Jambi, selama ini dijual ke Dumai Riau. Dengan memanfaatkan jalur tersebut, tentu pendapatan petani meningkat. Membangun industri menyerap ribuan tenaga kerja,” kata Usman.
Ketiga, meningkatkan pariwisata dan pertanian holtikultura Kerinci. Usman bilang perlu memotong jarak tempuh, Sungai Penuh ke pingir lintas Sumatera Bangko kurang lebih 160 KM.
“Memotong jalan Sungai Penuh menuju Perentak 90 Kilometer. Perentak ke pinggir lintas Sumatera sekitar (Margoyoso) kurang lebih 12 kilometer. Membangun 1 unit jembatan panjangnya 40 kilometer. Sehingga, jarak tempuh Sungai Penuh sampai pinggir lintas sumatera hanya 102 kilometer. Maka akan ramailah pengunjung wisata serta hasil bumi dari Kerinci. Otomatis pendapatan masyarakat-pun lebih meningkat,” kata dia.
Terakhir, meningkatkan pendapatan Negara maupun daerah lewat batu bara yang sekarang hanya 2 juta ton, ditingkatkan menjadi 15 juta ton.
“Itu hanya bisa lewat sungai Batanghari,” kata Usman.
Dalam menambah devisa dan memperkuat rupiah, tujuannya untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Batu bara membantu Indonesia meraih lebih banyak keuntungan yang akan berimbas pada kesejahteraan ekonomi.
“Dari sisi kualitas, batu bara Jambi masih jadi andalan. Hal tersebut ditandai dengan permintaan batu bara di beberapa negara yang masih akan meningkat dalam jangka panjang. Pemerintah cukup mengeruk (jalur sungai) dari spot-spot tertentu yang akan dilalui,” kata dia.
Secara tidak langsung, lanjut Usman, ini akan menyumbang lapangan kerja cukup banyak. Tidak mengherankan nantinya, para investor tertarik untuk mengolah sumber daya alam (SDA) yang ditujukan memenuhi permintaan ekspor.
“Indonesia diperkirakan masih merajai pasar ekspor batu bara hingga 2050 jauh di atas negara eksportir lainnya seperti Australia maupun Rusia. Pengembangan energi terbaru-kan akan semakin marak di seluruh dunia. Harga batu bara pun akan semakin kompetitif dengan energi yang dihasilkan dari batu bara. Sektor tambang sangat erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi sebuah daerah yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak uang beredar, timbul gairah pasar. Di samping itu keberadaan memberi manfaat bagi masyarakat sepanjang jalur sungai Batanghari, bisa berjualan makanan ringan di pinggiran sungai,” kata Usman. (Red)