Petani Kelapa Sawit Secepatnya Bentuk Asiosasi
Kualatungkal, AP.- Tidak stabilnya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di tingkat petani menjadi perhatian serius tokoh masyarakat di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, yang juga mantan Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dan Anggota DPR RI, Drs H Usman Ermulan, MM.
Akibat tidak menentunya harga TBS kelapa sawit membuat para petani resah atas ketidak seimbangan harga itu. Keluhan petani TBS di Provinsi Jambi, membuat Bung Usman (Usman Ermulan red.) bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya dengan sengaja menyambangi Dinas Perkebunan Provinsi Jambi untuk mengetahui apa permasalahan hingga petani swadaya mengeluh soal harga TBS tidak maksimal, seperti dipermainkan.
“Padahal, di Dinas Perkebunan setiap pekan ada rapat memantau harga TBS. Kenyataannya harga TBS ditengah masyarakat selalu berubah-ubah bahkan bisa tiga kali perubahan harga dalam sepekan. Kesannya ada permainan, kasihan petani TBS,” ungkap bung Usman, kepada awak media ini Kamis (20/10).
Menurutnya, pendapatan penjualan TBS petani swadaya, berbeda jauh dengan petani plasma yang dikoordinir langsung pemerintah dalam menjaga kestabilan harga TBS. Untuk harga TBS umur tanamnya tiga tahun harga per Kilo Gram (KG) Rp 1.330, sedangkan usia tanaman 25 tahun Rp 1.550.
“Ketetapan harga tersebut bagi petani plasma. Lantas bagaimana nasib para petani swadaya yang harga TBS nya tidak menentu. Ini ada indikasi permainan, orang-orang tertentun yang sengaja permainkan harga membua petani kita menjerit,” bebernya.
Sementara untuk harga TBS petani swadaya, kerap merugi karena harganya berfluktuasi antara Rp 1.050 per kilo gram, dan bahkan untuk harga TBS di kampung-kampng bisa dilevel Rp 700 per kilo gram.
Setelah berdialog dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi terkait harga TBS, Bung Usman menyebutkan Dinas Perkebunan menganjurkan harus ada kelompok tani yang bermitra dengan perusahaan semacam membuat perkumpulan atau asiosasi agar pemerintah bisa menjembatani keluhan para petani kelapa sawit swadaya.
Tidak hanya soal harga TBS, pungli yang ada di pabrik TBS juga menyebabkan harga semakin terpuruk. Dengan demikian, bung Usman meminta petani swadaya berhimpun atau mendirikan organisasi seperti asiosasi agar bisa dijembatani pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kongkrit.
Apa yang dikemukakan Bung Usman, soal harga TBS banyak terjadi di setiap Kabupaten di Provinsi Jambi dimana harga TBS sangat merugikan petani dan benar benar terjadi dan mencekik katanya.
Seperti di Parit Baru, Desa Lumahan Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjabbar, masyarakat daerah itu merugi atas ketimpangan harga TBS yang jauh anjlok di pasaran.
“Buah sawit kami di sini dibeli sangat murah, per kilo gram antara Rp 700 sampai Rp 900. Sangat suliat diatas Rp 1.000 per kilo gram. Jauh berbeda dengan petani lain. Kami harap pemerintah mendengar keluhan kami di sini. Tidak ada peningkatan sama kali dari pendapatan penjualan TBS,” ujar Wak Amut Warga Parit Baru Kamis (20/10). her