Jambi, AP – Berpisah dari keluarga dan kerabat tentulah tidak mengenakan bagi siapa saja, tetapi keadaan ini yang mengharuskan untuk semua dan berada “dipenjara corona” bukan karena terlibat pidana, tetapi dihinggapi rasa khawatir.
Hantaman bencana non alam asal Wuhan, China, itu disebut corona virus (COVID-19), membuat gaduh dunia dan Indonesia. Siapa saja bisa dijangkitinya, tidak peduli pejabat, kaya, miskin, tua maupun muda.
Di Jambi belakangan ini kasus positif COVID-19 meningkat tajam. Pengalaman menjalani isolasi di Balai Penelitian Kesehatan (Bapelkes) Pijoan, Jambi, diceritakan JP, pasien nomor 423, dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) COVID-19 asal Kota Jambi.
Meski sarana yang disediakan pemerintah bisa dikatakan baik dan khusus pasien OTG, namun dia menyarankan agar orang-orang yang masih tertawa-tawa di luar sana jangan sampai seperti dirinya.
Percayalah Covid-19 itu ada! Jangan abaikan protokol kesehatan dan kita harus tetap menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
“Apapun alasannya, paling enak tinggal di rumah dan berkumpul dengan keluarga dan kerabat, bisa pergi ke sana ke sini,” kata JP, Sabtu (3/10).
Awal dikabari positif COVID-19, diceritakannya, pada Sabtu (26/9), dia mendapatkan kabar dari salah satu tim gugus tugas COVID-19 Provinsi Jambi, via whatsapp sekitar pukul 15.00 WIB, menyatakan dia positif COVID-19
“Ass, sabar ya, harus dilalui dengan tabah dan semangat agar cepat sembuh, dindo dinyatakan terkonfirmasi,” begitu bunyi pesan yang dikirim jubir COVID-19 Provinsi Jambi, Johansyah, sontak membuat dia syok.
Setelah mendapat kabar itu, dia langsung menghubungi keluarga di rumah memberikan kabar itu.
“Saya langsung telepon isteri, saya sampaikan dengan pelan-pelan, Ma kita harus tabah dan kuat ini semua ujian dari yang Kuasa, Papa dinyatakan positif COVID-19.”
Dan mendengar kabar tersebut isterianya terkejut dan sempat tidak percaya.
“Papa sehat tidak ada gejala apa-apa, kok bisa”, ungkap isteri saya sambil menangis, namun saya tetap menguatkan isteri saya, meskipun sebenarnya saya lah yang hampir drop saat itu. “Tidak apa-apa, kita harus ikhlas dan kuat, percaya semua pasti berlalu,” katanya ke isteri.
Kamar 212
Kamar 212, nomor cantik Wiro Sableng, selama sepekan dia menjadi penghuni kamar itu di lantai dua rumah isolasi pasien OTG dan harus berdamai dengan keadaan dan realitas. Kami disini harus membersihkan tempat tidur sendiri, mengepel sendiri, dan cuci pakaian sendiri”, ungkap JP.
Sementara itu tim tenaga kesehatan yang bertugas hanya mengantar makanan dan ditaruh di depan pintu kamar. Dia harus melayani diri sendiri, berbenah sendiri, ketawa sendiri, bermain dan bercanda sendiri.
Kegiatan senam pagi bersama dibagi tiga sesi pada mulai dari pukul 08.00 WIB selama lebih kurang 30 menit setiap harinya. Jadi selain senam pagi, di kamar dia nonton, dari pagi ketemu pagi lagi, kurang lebih 22 jam.
Suntuk, itulah kenyataannya. Aturan yang ada, tidak membolehkan keluar kamar atau bertandang ke tetangga, apalagi berkativitas di luar ruangan selain waktu yang telah ditentukan.
Jaringan Wi-Fi hanya pada sebagian gedung isolasi. Pasien OTG harus banyak berolahraga, jika hanya mengurung diri di kamar dikhawatirkan mengundang penyakit baru, yakni stres.
Andaikan diperbolehkan olahraga pagi dan sore, jenuh dan stres pasti teratasi, sembuh pun menanti.
JP yang masih harus menjalani isolasi hingga sepekan ke depan ini mengaku masih dalam keadaan tanpa gejala. Meski tidak mendapat obat khusus yang diyakini menyembuhkan Covid-19, dia tetap mengonsumsi vitamin yang diberikan untuk meningkatkan imunitas.
“Mudah-mudahan usapan (swab) kedua nanti hasilnya negatif, mohon doanya,” kata JP. Hal yang paling menyeramkan baginya adalah kesepian, menahan rindu terhalang.
Tambah fasilitas
Sementara itu Pemerintah Provinsi Jambi dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jambi menyiapkan tambahan tempat untuk isolasi pasien COVID-19 untuk 120 orang di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi.
Tambahan tempat isolasi tersebut diharapkan bisa menampung pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang akhir-akhir ini bertambah drastis.
Pejabat sementara (PJs) Gubernur Jambi, Restuardy Daud, langsung meninjau ruangan untuk isolasi pasien yang terkonfirmasi COVID-19 khususnya pasien tanpa gejala (OTG).
Restuardy menyatakan penanganan COVID-19 harus terus diperkuat, baik test, tracking dan treatment (pemeriksaan, pelacakan dan pengobatan/3P).
Sehari sebelumnya, PJs Gubernur Jambi juga memimpin rapat penanganan COVID-19 di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Jambi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi.
Dalam rapat tersebut, dia menyatakan seluruh unsur Forkopimda Provinsi Jambi harus terus berupaya meningkatkan penanganan dan pengendalian COVID-19 dan pemerintah daerah akan menambah kapasitas tes dengan target mencapai 3.500 spesimen dalam sepekan, sesuai dengan standar WHO.
Dia juga meninjau gedung enam lantai yang direncanakan sebagai tempat isolasi bagi pasien COVID-19 tanpa gejala. (Red)