JAMBI, AP – Sidang lanjutan kasus gratifikasi mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi terpaksa harus ditunda setelah rapid test COVID-19 terdakwa Arfan menunjukkan hasil reaktif.
Sidang lanjutan ini harusnya digelar Kamis (8/10).
Humas Pengadilan Negeri Jambi Yandri Roni membenarkan penundaan ini. Kata Yandri pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan penundaan sidang.
“Ya sidangnya ditunda, karena yang bersangkutan sedang diisolasi, penundaan juga sudah diketahui oleh tim penuntut umum KPK,” kata Yandri Roni yang juga Ketua Majelis Hakim pada sidang Arfan ini, Rabu (7/10).
Ditambahkan Yandri, penundaan dilakukan hingga waktu yang ditentukan. Belum dipastikan kapan sidang kembali dilanjutkan.”Isolasinya kan selama dua pekan, tapi nanti akan ada surat dari Lapas Jambi bahwa yang bersangkutan sudah bisa menjalani persidangan,” tambahnya.
Dijelaskan Yandri, meskipun nanti Arfan dinyatakan bisa melanjutkan persidangan, pihak pengadilan masih harus berkoordinasi dengan pihak penuntut umum terkait pemeriksaan saksi di hadapan majelis hakim. “Yang jelas harus melewati protokol kesehatan, jika dimungkinkan dihadirkan seperti biasa maka saksi akan hadir secara langsung,” ujarnya.
“Untuk total saksi dalam perkara yang menjerat Arfan ada 140 saksi, tapi untuk setiap pemanggilan saksi tergantung dari Penuntut umum berapa orang yang mau dihadirkan.”
Arfan terseret dalam kasus gratifikasi saat menjadi Kepala Bidang Binamarga dan Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.Dia didakwa bersama mantan Gubernur Jambi Zumi Zola menerima uang dari sejumlah pengusaha yang mengerjakan proyek di Dinas PUPR Provinsi Jambi.Zumi Zola sendiri saat ini tengah menjalani masa hukumannya selama 6 tahun penjara pada kasus gratifikasi ini. (Red)