JAMBI, AP – Yanti, Gajah betina Sumatera di Taman Rimba Jambi mati pada Kamis (8/10) sekira pukul 10.15 WIB.
“Sebelum mati, gajah tersebut sempat mendapatkan perawatan dari tim dokter hewan kebun binatang itu. Namun pada Kamis siang gajah tersebut mati saat berada di kandangnya,” kata Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh, Minggu (11/10).
Sebelumnya, dokter hewan spesialis gajah Wisnu Wardana memgatakan pada Senin (5/10) prilaku gajah normal, tampak sehat dan tidak terlihat ada gejala sakit. Namun pada Selasa (6/10) Yanti kesulitan memasukkan makanan ke mulutnya dan kondisi tersebut menyebabkan kondisi fisik dan kesehatan Yanti semakin menurun.
Sebelum mati, Yanti sempat mendapatkan perawatan medis dari tim dokter. Dimana Yanti sempat di infus, hingga menghabiskan 130 botol infus. Namun pada Kamis siang (8/10) nyawa Yanti tidak tertolong dan mati.
“Untuk mengetahui secara pasti apa penyebab Yanti mati dilakukan pembedahan post mortem atau nekropsi dan sampelnya di kirim ke balai besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi, Sumatera Barat,” kata Wisnu Wardana.
Hasil pembedahan post mortem atau nekropsi sementara yakni adanya pendarahan di otot jantung, penebalan ventrikel di otot jantung dan adanya pembengkakan pada organ hati.
“Dugaan sementara dari tim dokter yang menangani perawatan gajah betina tersebut mati disebabkan oleh tetanus,” katanya..
Sementara itu bangkai Yanti telah di kubur agar Alfa, gajah jantan pasangan Yanti di Taman Rimba Jambi tidak mengalami stres. “Penyakit tetanus ini tidak menular, selain itu kandang Yanti sudah di semprot desinfektan,” kata Wisnu Wardana.
Kematian Yanti dikhawatirkan akan menjadi kehilangan besar bagi pasangannya, Alfa gajah jantan yang selama beberapa tahun terakhir ini selalu hidup berdampingan sebagai pasangan. Yanti mati di usia 38 tahun. Dimana pada tahun 1985 Yanti di serahkan oleh Bupati Bungo untuk di rawat di Taman Rimba Jambi. Yanti merupakan gajah asli dari Kabupaten Tebo dengan bobot 2,8 ton. (Red)