PEMERINTAH Provinsi Jambi saat ini melakukan persiapan untuk menambah kapasitas tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau uji usap (swab) COVID-19.
“Dengan semakin baiknya penelusuran kontak COVID-19 dan semakin banyaknya sampel untuk di tes PCR COVID-19, maka Pemerintah Provinsi Jambi tengah mempersiapkan penambahan kapasitas sampel di uji,” kata Jubir Gugus Tugas Covid1- Provinsi Jambi, Johansyah, Minggu (11/10).
Dalam tiga bulan terakhir, Pemerintah Provinsi Jambi sudah dapat melaksanakan uji swab secara mandiri yang dilaksanakan di BPOM Jambi. Serta uji swab di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi. Namun kapasitas sampel yang di uji masih terbatas, selain itu uji swab di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi masih berbayar.
Dalam satu hari, uji swab di laboratorium BPOM Jambi dilaksanakan dua kali tes. Dalam satu kali tes atau running sampel yang di uji sebanyak 80 sampel. Artinya dalam satu hari sampel yang di uji hanya 160 sampel.
Sementara, dalam satu bulan terakhir penelusuran terhadap orang kontak dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah itu alami peningkatan. Dimana dalam satu hari ada 400 sampai 500 sampel yang harus di uji. Dengan keterbatasan sampel yang di uji menyebabkan antrian dalam pengujian, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil uji swab.
“Untuk penambahan kapasitas uji swab tersebut saat ini dalam proses pengadaan alat dan bahan, dimana tes PCR COVID-19 tersebut akan di laksanakan di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Provinsi Jambi,” kata Johansyah.
Selain itu, saat ini turut dilaksanakan pelatihan terhadap tenaga labor yang akan melakukan pengujian di labkesda tersebut. Nantinya, tes PCR yang akan dilaksanakan di labkesda tersebut akan dapat menguji 96 sampel dalam satu kali pengujian atau running. Dalam satu hari dapat dilaksanakan dua kali pengujian atau running. Sehingga dalam satu hari sampel yang dapat di uji sebanyak 192 sampel.
Dengan penambahan kapasitas sampel yang di uji tersebut diharapkan dapat memenuhi target uji spesimen COVID-19 yang di tetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
“WHO menargetkan dalam 1.000 orang penduduk di uji satu orang per minggunya, jika melihat jumlah penduduk di Jambi sebanyak 3,5 juta maka satu minggu di uji 3.500 sampel, saat ini satu minggu kita baru bias menguji sekitar 1.300 sampel,” kata Johansyah. (Red)