JAKARTA, AP – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menilai pendekatan dengan mengutamakan asas keagamaan lebih manjur daripada menggunakan cara-cara militer dan kekerasan dalam menciptakan perdamaian dan menjaga kerukunan di kalangan masyarakat.
“Kita harus mampu membuktikan bahwa pendekatan keagamaan atau teologi kerukunan itu lebih manusiawi, mulia, dan manjur untuk menciptakan perdamaian yang langgeng dibandingkan cara-cara militer dan kekerasan,” kata Ma’ruf Amin, Selasa (13/10).
Menciptakan perdamaian dengan mengutamakan kerukunan dan toleransi keagamaan akan lebih kukuoh ketimbang dengan menaklukkan konflik lewat cara-cara kekerasan. Penyelesaian konflik dengan cara militer, kata Ma’ruf, hanya akan menyisakan dendam.
“Perdamaian yang dibangun di atas jalinan kesadaran tentang pentingnya kerukunan dan saling menghormati akan jauh lebih kukuh daripada suatu penaklukan militer dan kekerasan yang telah terbukti dalam catatan sejarah selalu menyisakan kehancuran dan dendam,” katanya menjelaskan.
Teologi kerukunan, lanjut Ma’ruf, bukan hanya mengajarkan umat beragama untuk hidup berdampingan secara damai. Lebih dari itu, teologi kerukunan mengajak masyarakat untuk saling menghormati, saling membantu, dan saling menolong tanpa memandang perbedaan latar belakang agama, suku, dan ras.
“Dalam agama Islam, prinsip ini merupakan bagian dari persaudaraan sesama warga bangsa atau ukhuwwah wathaniyah,” katanya.
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai tatanan nilai, pedoman dan pembimbing manusia sehingga meningkatkan kualitas keimanan dan mencapai kemuliaan hidup di dunia dan akhirat, kata Ma’ruf Amin yang juga Ketua Umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Dalam acara tersebut, Ma’ruf Amin berharap Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dapat mengambil peran dalam upaya pembangunan di Indonesia sekaligus ikut merawat kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
“Saya mengajak seluruh ormas, terutama yang berbasis agama, termasuk Matakin, dan segenap elemen bangsa untuk terus berperan dan berkontribusi dalam upaya ikut mengembalikan dan menjaga harmoni, baik vertikal maupun horizontal, serta merawat kerukunan antarumat beragama, menjaga persatuan, dan keutuhan bangsa,” ujarnya. (Red)