Kerinci, AP – Lima orang pendaki memutuskan untuk turun setelah kawah Gunung Kerinci mengeluarkan asap pekat dan tebal. Pasca erupsi pada Sabtu (17/10) lalu pendakian Gunung Kerinci kembali ditutup untuk waktu yang tidak ditentukan.
Petugas pos pemantauan R10 Dudung mengatakan, per-tanggal 19 pendakian kembali ditutup menyusul terjadinya erupsi di hari-hari sebelumnya. “Untuk mulai hari ini status Gunung Kerinci Waspada level III. Mulai tanggal ini Gunung Kerinci ditutup kembali sampai tanggal yang belum ditentukan,” kata Dudung dihubungi, Senin (19/10).
Dikatakan Dudung, erupsi mulai terpantau di seismograph pada tanggal 17 Oktober pada pukul 00.15 WIB. Asap pekat keluar dari kawah Gunung Kerinci.
Saat terjadinya erupsi, kata Dudung, terdapat sejumlah pendaki yang berada di shelter terakhir Gunung Kerinci (shelter III). “Ada empat orang pendaki dari Bandung dan Jakarta. Empat orang dan satu guide,” kata Dudung.
“Mereka (pendaki) rencananya mau summit. Sekitar pukul 05.29 terasa getaran yang sangat keras. (Pendaki) melihat di puncak asap hiam pekat. Saat itu mereka memutuskan turun,” kata Dudung menerangkan.
Saat erupsi terjadi, kata Dudung gemuruh terdengar hingga ke pos R10. “Intsruksi dari pimpinan ditutup sampai waktu yang belum ditentukan,” tambah Dudung.
Erupsi kali ini, terang Dudung lebih besar dari erupsi-erupsi kecil yang sering terjadi. “Ini melebihi dari kebiasaan. Biasanya cuma erupsi kecil, ini melampaui,” katanya.
Informasi dari petugas di jalur pendakian Solok Selatan, kata Dudung, saat erupsi sempat keluar gumpalan debu dan pasir dari kawah Gunung Kerinci.
Berdasarkan video milik pendaki, dari shelter III (posisi pendaki) terlihat gumpalan asap pekat yang keluar dari kawah Gunung Kerinci.
Sebelumnya pendakian Gunung Kerinci memang sempat ditutup sejak pandemi COVID-19. Per-awal Oktober kemarin pendakian kembali dibuka dengan persyaratan ketat mengikuti protokol kesehatan. (Red)