JAMBI, AP – Kepala Bidang Humas Polda Jambi Kombes Kuswahyudi Tresnadi mengatakan anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) yang diduga memukul mahasiswa saat diamankan dalam demo beberapa waktu lalu, kini diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jambi.
Aksi pemukulan yang terekam video itu beredar viral di media sosial. Dalam rekaman itu, seorang mahasiswa yang sedang digelandang oleh aparat kepolisian berbaju preman tiba-tiba dipukul oleh polisi berseragam dari belakang.
Seorang intel Brigade Mobil (Brimob) mencoba menghalangi anggota Sabhara tersebut. Namun, secara tak sengaja intel tersebut terkena pukulan dari anggota yang mengenakan pakaian anti huru-hara tersebut.
“Yang seperti ini-ini sedang diawasi oleh Propam. Sedang dalam penyelidikan Propam,” ujar Kuswahyudi dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (22/10).
Meski demikian, Kuswahyudi enggan berspekulasi terkait dengan pemeriksaan tersebut. Ia mengatakan pihaknya masih mendalami segala kemungkinan sehingga belum memiliki kesimpulan. Termasuk, apakah personel-personel yang terekam kamera dan menjadi viral itu menyalahi aturan dan SOP saat melakukan pengamanan unjuk rasa.
“Itu (kesimpulan) nanti kan dari hasil penyelidikan,” ujarnya.
Kuswahyudi mengatakan mahasiswa yang diamankan tersebut kini telah dipulangkan. Mahasiswa dari Universitas Batanghari (Unbari) itu dikenakan wajib lapor dan proses penyelidikan tetap berjalan.
“Sudah wajib lapor itu,” ujarnya.
Sebagai informasi, aksi kekerasan antara aparat kepolisian berbaju bebas dan seragam lengkap anti huru-hara terjadi saat pengamanan unjuk rasa di wilayah Jambi, 20 Oktober 2020 lalu. Terjadi kesalahpahaman antara personel di lapangan yang mengamankan seorang mahasiswa.
Saat kejadian itu, ada anggota Sabhara yang mencoba memukul mahasiswa yang sedang digelandang sejumlah aparat berbaju preman. Salah seorang polisi, intel Brimob, lantas menghalangi anggota Sabhara yang hendak memukul mahasiswa. Alhasil, anggota intel tersebut justru terkena pukulan anggota Sabhara.
Awalnya video yang viral di media sosial itu disebut mengungkap ada seorang polisi yang menyamar menjadi mahasiswa dalam aksi di Jambi. Namun, hal itu telah dibantah Polri. Beberapa yang menyebarkan video dengan narasi tersebut juga telah meminta maaf atas kekeliruannya. (*)