JAKARTA, AP – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina umat Islam.
“Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia,” kata Presiden Jokowi, Minggu (1/11).
Presiden Jokowi menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan para tokoh agama di Indonesia yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) serta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Agama Fachrul Razi.
“Yang bisa memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi COVID-19,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menilai bahwa kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.
“Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hukum dengan agama apa pun,” ujar Presiden Jokowi.
Indonesia pun mengecam keras kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice. “Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa,” ujar Presiden.
Pada Kamis (29/10), penyerang bersenjata pisau menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di satu gereja di Kota Nice, Prancis.
Pelaku mengaku ingin membalas pemenggalan guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty (47) pada 16 Oktober 2020 di Eragny yang dipenggal oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18), karena Paty menunjukkan kartun nabi Muhammad.
Namun Presiden Emmanuel Macron berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi dan berpendapat pada para siswanya.
Emmanuel Macron juga mengeluarkan kata-kata soal Islam yang menyinggung umat Muslim. Macron menyebut “Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia”
Menurut Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis. Hal inilah yang membuat sejumlah negara Islam di dunia mengecam pernyataan Presiden Prancis itu. Muncul juga kampanye untuk memboikot produk asal Prancis.
Terpisah, Juru Bicara Presiden PKS Pipin Sopian mengapresiasi pernyataan Presiden Jokowi yang mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
“Kami apresiasi sikap Pak Jokowi yang sensitif membaca keresahan masyarakat Indonesia,” kata Pipin.
Dia mengatakan, Jokowi sebagai Presiden dari negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya menyuarakan kemarahan umat Islam Indonesia.
Pipin mengatakan, sebelumnya Presiden PKS Ahmad Syaikhu telah mengirim surat terbuka kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui Kedubes Prancis di Jakarta.
Dalam suratnya menurut dia, Syaikhu mengutuk keras sikap provokasi agama dan meminta Macros menarik ucapannya serta meminta maaf kepada warga dunia. Surat terbuka diantarkan oleh Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri DPP PKS Sukamta dan Juru Bicara PKS Pipin Sopian serta M Kholid.
Anggota DPR RI Ace Hasan Syadzily mendukung sikap pemerintah yang mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron soal karikatur Nabi Muhammad SAW, termasuk jika pemerintah memutuskan memanggil pulang Duta Besar RI di Prancis sebagai bentuk protes.
“Kita tahu bahwa kebebasan pers itu sangat dijunjung tinggi dalam negara demokrasi, apalagi di Prancis. Namun kebebasan pers itu juga ada batas-batas tertentu yang tidak perlu menyinggung hal yang sangat dihormati dalam ajaran Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW,” ujar Ace kepada wartawan.
Ace menilai pernyataan Presiden Prancis melecehkan umat Islam sehingga praktis menuai protes umat Islam di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Emmanuel Macron, kata dia, seharusnya lebih sensitif terhadap kondisi psikologis umat Islam, terlebih pernyataan Macron terkait dengan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Pada sisi lain, Ace juga mengecam tindakan main hakim sendiri atas nama agama dalam kasus pemenggalan pada seorang guru di Prancis yang memperagakan kartun Nabi Muhammad SAW.
“Tindakan tersebut juga tidak boleh dilakukan dalam sebuah negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu.
Ace pun mendukung sikap kritis Presiden Joko Widodo yang turut memberikan kecaman pada pernyataan Macron. Bahkan, kata dia, kecaman itu harus didukung jika pemerintah memutuskan menarik pulang Duta Besar Indonesia di Prancis.
“Setidaknya, sikap tersebut merupakan langkah protes atas pernyataan Macron yang tidak sensitif terhadap agama Islam,” katanya. (Red)