SALAH Satu Anggota Dewan Provinsi Jambi itu diketahui bernama Hasim Ayub dari Partai Amanat Nasional (PAN). Hasil tes usapnya (swab) terkonfirmasi positif pada Sabtu malam (14/11).
Wakil Ketua Komisi I ini berangkat kunjungan kerja ke Bali dan Bandung berjumlah 10 orang. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 langsung merapid test para rombongan. Tindakan tersebut diharapkan dapat mencegah timbulnya klaster baru.
“14 dewan dari Komisi I dan IV hasilnya non reaktif. Untuk keluarga HA mulai hari Senin dipantau,” ujar Jubir Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, Minggu malam (15/11).
Johansyah menyebutkan, setiba di Jambi hasil rapid test HA dinyatakan Reaktif, yang kemudian ditindaklanjuti dengan tes swab. HA sebelumnya, sudah menjalani perawatan selama dua hari di RSUD Raden Mattaher.
“Dari Bali lanjutkan dinas ke Bandung. Dari Bandung baru ke Jambi,” ujar Johansyah.
Untuk mengetahui apakah mereka positif atau negatif Covid-19, para dewan tetap menjalani swab test. Artinya, mereka selama menunggu hasil swab mereka mengisolasi mandiri di rumah masing-masing.
Klaster penyakit atau klaster infeksi adalah satu kelompok dengan satu kejadian kesehatan yang sama, yang terjadi dalam area dan waktu yang sama. Klaster yang dimaksud adalah kelompok kasus yang terhubung dengan kasus 1,2, 3, dan 4. Bila diumumkan dinyatakan positif, ini disebut sebagai klaster baru.
“Hasil swabnya belum keluar. Datanya tidak kita catat, yang jelas dari rapid kemarin ada 14 orang. Mereka swab mandiri bukan melalui Sekwan,” kata Johansyah.
Namun sayangnya, nama HA tak kunjung dimasukan sebagai tambahan pasien Positif Covid-19 sejak Sabtu lalu. Termasuk 16 orang yang diumumkan pada Minggu kemarin, yakni Kota Jambi 8 orang, Tebo 5 orang, Kota Sungai Penuh, dan Muaro Jambi, masing-masing 1 orang. Usia 11-19 tahun 4 orang, usia 20-60 tahun 12 orang, dan lanjut usia 1 orang. Salah satu diantaranya, santriwati dengan klaster Pondok Pesantren Al Hidayah Jambi.
Secara kumulatif angka positif menjadi 1.454 orang, sembuh 39 menjadi 973 orang dan masih dalam perawatan 451 orang. Tambahan sembuh asal Kota Jambi 24 orang, Tanjab Barat 7 orang, Batanghari 6 orang dan Tebo 2 orang. Dengan rincian, 2 orang anak laki-laki 8 asal Tanjab Barat dan 10 tahun asal Kota Jambi. Selanjutnya, usia 11-19 tahun 2 orang, usia 20-60 tahun 31 orang, dan lanjut usia 3 orang.
Sejak awal penularan Covid di Provinsi itu sampai sekarang, ada 9.492 spesimen dari 9.595 orang. Pasien suspek 108 dan menunggu hasil pemeriksaan atau spesimen 48 orang. Gugus Tugas terus mengimbau kepada seluruh jangan lelah apalagi menyerah menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Wajib memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Dan paling penting berdoa agar pandemi segera berakhir. Kepada warga berusia lanjut atau lansia dan yang memiliki komorbid untuk lebih waspada penularan dengan tidak bepergian.
Terdapat 3 daerah sebagai penyebaran risiko sedang atau zona oranye yakni Tebo, Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh. Zonasi ini menandakan bahwa pemerintah daerah lengah dalam penanganan kasus covid di wilayahnya.
Hal ini dibuktikan masih terus mengalami lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 beberapa hari terakhir. Sedangkan Bungo, Merangin, Tanjung Jabung Barat, Muaro Jambi, Kerinci, Kota Jambi, Sarolangun dan Batanghari risiko rendah atau zonasi rendah.
Selain itu, kasus kematian masih tercatat 30 orang. Setelah kematian menyerang lansia selama empat hari berturut-turut. Pertama, warga Kerinci laki-laki inisial K (68) pasien ke-1.368. Kedua, 2 orang asal Bungo perempuan MH (65) laki-laki TBI (77) pasien ke-1.390 dan 1.388.
Ketiga, laki-laki WU (64) sebagai pasien 1.389 asal Batanghari. Dan keempat, 2 laki-laki, Kota Jambi inisial WT (60) pasien ke 1.422 dan B (61) asal Bungo sebagai 1.428. Demi keamanan dan keselamatan, mereka dimakamkan sesuai protokol kesehatan.
(Ramadhani)