Tingginya curah hujan terjadi akhir akhir ini, mendatangkan rasa khawatir terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Limun dan Batangasai seperti yang terjadi pada awal tahun 2016.
Menurut Aidil warga Limun, banjir seringkali terjadi di wilayah Limun. Disebabkan oleh banyaknya pembukaan lahan kebun baru dan pendangkalan aliran sungai akibat kegiatan Tambang Emas Tanpa Izin (PETI) yang makin marak.
“Awal tahun 2016 lalu, pada bulan Maret, banjir bandang merendam puluhan rumah pada delapan Desa di Kecamatan Limun ini. Ribuan jiwa tercancam pada saat kejadian itu,”kata Aidil. Lanjutnya, mengingat curah hujan tinggi setiap hari di Kabupaten Sarolangun ini, banjir bandang semakin berpotensi terjadi di Limun dan Batangasai.
“Biasanya banjir bandang melampaui jembatan dan jalan, kami tidak bisa kemana-mana. Termasuk orang dari luar juga tidak bisa melalui Kecamatan Limun, biasanya perekonomian masyarakat jadi lumpuh,” jelasnya.
Dia mengatakan, seharusnya belajar dari banjir bandang lalu, berharap Pemerintah Sarolangun atau instansi terkait, untuk mengatasi pendangkalan sungai itu. Selain itu bisa menyiapkan sarana moda transportasi sungai, yang bisa digunakan ketika banjir datang.
“Harusnya Pemerintah Daerah sedia payung sebelum hujan. Atau mengatasi ancaman banjir dengan menguras tanah sungai yang semakin dangkal ini,”imbunnya.
Sementara, PJ Bupati Sarolangun, Arif Munandar kemarin mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sarolangun sampai saat ini sudah mengantisipasi prediksi banjir yang bisa saja terjadi di Kecamatan Limun, mengingat curah hujan cukup tinggi akhir akhir ini.
“Kita sudah ambil langkah antisipasi siaga banjir dan becana lainnya. Kita akan dirikan posko siaga banjir secepatnya sebelum ada warga kita yang menjadi korban. Dan kita (red, Pemkab Sarolangun) sudah berkoodinasi dengan Provinsi untuk siaga banjir di Kabupaten Sarolangun ini,”singkat Arif Munandar.
Untuk diketahui, awal tahun 2016 lalu, curah hujan cukup tinggi di Kabupaten Sarolangun, Banjir bandang melanda di dua Kecamatan, yaitu Limun dan Batangasai.
Data yang berhasil dihimpun pada banjir bandang lalu, di Kecamatan Batangasai terdapat 55 unit rumah yang diterjarang air pada banjir bandang awal 2016 lalu.
Banjir itu, terjadi di 5 desa dalam satu Kecamatan Batangasai dengan ketinggian air mencapai 4 meter. Akibantya, 3 rumah hanyut terbawa arus air, dan 55 rumah terendam air. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian saat itu.
Untuk di Kecamatan Limun, dari catatan yang diperoleh, banjir bandang pada awal tahun 2016 lalu, sedikitnya merendam sebanyak 87 unit rumah yang tersebat didelapan desa, yaitu di Desa Panca Karya, Desa Demang, Desa Mensao, Desa Monti, Desa Tumenggung, Desa Pulau Pandan, Desa Muaro Limun dan Desa Tanjung raden.
Pada kejadian banjir bandang di Kecamatan Limun, membuat jalan putus menuju desa di 10 titik, selain itu juga menghancurkan 1 unit jembatan gantung di desa mangkadai. Dan satu unit rumah hanyut dibawa air.luk