KETUA Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DKI Jakarta Adi Dasmin menyatakan sebagian besar orang tua murid menyetujui, rencana pembelajaran tatap muka di sekolah pada awal tahun 2021.
“Saya melakukan survei terhadap warga DKI Jakarta dan mendapatkan beberapa pendapat dari orang tua murid,” kata Dasmin saat diskusi dialektika demokrasi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/12).
Dasmin menjelaskan pendapat orang tua itu di antaranya mereka setuju dilakukan pembelajaran tatap muka dari di semua tingkatan sekolah karena mereka tidak mampu lagi membimbing putra-putrinya di rumah.
“Yang paling banyak setuju, orang tua dengan anak yang sekolah di tingkat sekolah dasar (SD),” ungkap Dasmin.
Kata Dasmin, menurut orang tua murid, mereka sebagian besar sudah lupa materi pembelajaran di sekolah untuk membimbing anaknya di rumah. Bahkan sebagian dari mereka menyuruh anaknya untuk cepat-cepat sekolah.
Selain itu, sebagian orang tua mengaku tidak menguasai teknologi dalam pembelajaran daring yang sudah dilakukan selama ini. Alasan lainnya, para orang tua merasa tidak mampu membimbing dan mengarahkan putra dan putrinya untuk belajar, karena sarana prasarananya tidak mencukupi.
“Misalnya, orang tua ada tiga anaknya yang bersekolah, sementara alat-alatnya tidak mencukupi, maka itu menjadi rebutan,” jelas Dasmin.
Sehingga kata dia, dengan kendala yang sangat luar biasa itu, membuat orang tua menyetujui agar anak-anaknya masuk sekolah, di tengah pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pada Desember mendatang Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian lebih dalam kebijakan sekolah tatap muka yang diinstruksikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Mengenai tatap muka di sekolah, kami sudah mendengar arahan dari kementerian, tapi kami akan lebih jauh lagi mengkaji, karena kondisinya di tiap daerah tentu beda-beda,” kata Anies.
Selain itu, kata Anies, pihaknya akan mengkonsultasikan lebih lanjut dengan para ahli di bidang kesehatan dan di bidang pendidikan terkait tatap muka sekolah sehingga keputusan itu akan berdasarkan situasi di Jakarta.
“Jadi, saat ini belum ada keputusan apakah bulan Januari itu akan mulai belajar di sekolah atau tidak, nanti kita akan komunikasi,” tegas Anies. (Red)