TANJAB TIMUR, AP – Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura pada periode April-September telah memproduksi 5.704 ton beras.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanjab Timur, Sunarno. Beras tersebut kata Sunarno merupakan hasil dari lahan seluas 4.581 hektare.
“Data produksi beras tersebut juga tercatat di Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjabtim,” katanya, Rabu (9/12).
Sementara itu, untuk periode musim tanam Oktober-Maret, pada bulan Oktober sampai November pihaknya sudah menanam padi pada lahan seluas 3.200 hektare lebih. Meski saat ini curah hujan cukup tinggi, namun dia optimis hasil panen nanti tetap baik.
“Kita lihat juga berita-berita banjir yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota. Di mana muaranya nanti tidak lama air itu akan ke tempat kita juga (Tanjab Timur),” jelasnya.
Dia mengatakan, beberapa wilayah saat ini dalam masa menyemai padi, tapi belum bisa diturunkan untuk ditanam di sawah.
“Mudah-mudahan ini tidak menjadi kendala yang serius, sepanjang memang kondisi alam di Kabupaten Tanjabtim baik untuk sisi tanaman pangan. Karena banjir ini biasanya terjadi luar biasa. Jadi tanggul yang sudah ada biasanya dilampaui, karena ini merupakan musiman. Sampai saat ini belum ada laporan-laporan dari PPL dan Satker banjir yang menjadi masalah,” tambahnya.
Dia menerangkan, untuk petani semuanya sudah turun ke sawah. Tanjab Timur, kata dia mendapatkan bantuan benih dari Kementerian untuk lahan seluas 2.500 hektar. Bantuan itu sudah terdistribusikan semua.
Saat ini kata dia, masih ada petani yang menjual produksinya ke tengkulak-tengkulak luar. Hal itu dikarenakan stok beras yang dibeli untuk penanganan COVID-19 dan kebutuhan beras PNS itu pun sudah terpenuhi, dan masih banyak beras panen yang belum tertampung.
“Kita tidak mungkin menahan petani untuk menjual hasil panennya ke luar, karena petani-petani butuh biaya. Makanya petani masih menjual ke tengkulak luar,” ucapnya.(Hifni)