KANTOR Staf Presiden (KSP) meyakini pembangunan proyek Jalan Tol Trans-Sumatera, yang sudah dicanangkan sebagai proyek prioritas dan strategis (major project) dalam RPJMN 2020-2024, akan menumbuhkan wilayah ekonomi baru.
Deputi I KSP Febry C Tetelepta saat memimpin rapat percepatan proyek pembangunan Tol Trans-Sumatera menyatakan pembangunan tol khususnya di Provinsi Sumatera Selatan harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Dampak positifnya adalah pertumbuhan wilayah-wilayah ekonomi baru. Selain itu, perlu adanya kesempatan bagi pengusaha lokal untuk mengisi dan menjalankan usahanya di rest area jalan tol tersebut,” ujar Febry, Minggu (13/12).
Selain sebagai major project, Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas Tol Trans-Sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020.
Oleh karenanya, menurut Febry, keberadaan infrastruktur jalan tol ini tidak hanya ditujukan untuk memudahkan transportasi perpindahan orang di kota-kota yang dilewati, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.
“Exit tol pun harus direncanakan dengan baik agar wilayah setempat dapat tumbuh,” ujar Febry.
Pada rapat tersebut, Febry mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak atas komitmen percepatan, khususnya dalam hal pengadaan tanah. Secara umum, target awal penyelesaian pengadaan tanah adalah 2022.
“Tapi dalam rapat ini kita semua bersepakat untuk berupaya menyelesaikannya pada tahun 2021,” ucap Febry.
Di Sumatera Selatan, terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun, di antaranya ruas Simpang Indralaya-Muara Enim sepanjang 126,7 km yang melewati Ogan Ilir, Muara Enim, dan Prabumulih.
Ruas Palembang-Betung, sebagai bagian dari ruas Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 69 km yang melewati Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Pelembang, dan Banyuasin, dan ruas Betung-Tempino-Jambi sepanjang 134 km yang melewati Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Muaro Jambi.
Seluruh pemerintah daerah yang hadir pada pertemuan ini mendukung penuh pembangunan ruas-ruas tol sebagai Proyek Strategis Nasional yang melintasi wilayah mereka.
Wakil Wali Kota Prabumulih Andriansyah Fikri, yang turut hadir dalam rapat percepatan ini menyatakan dukungannya namun meminta agar proses pembangunan tidak memberikan dampak negatif pada alam sekitar wilayahnya.
“Kami mohan agar pembangunan tol ini tidak merusak alam di Prabumulih,” tutur Fikri.
Jalan Tol Trans-Sumatera, yang dirancang untuk menghubungkan wilayah di sepanjang Pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.987 km merupakan Proyek Prioritas Strategis (Major Project) di RPJMN 2020-2024 dan Proyek Strategis Nasional (Perpres 109 Tahun 2020) yang terus dikebut pembangunannya oleh Presiden Jokowi. (Red)