TANJAB TIMUR – Rumah warga di lima RT Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur kembali terendam banjir. Selain persoalan banjir, warga diminta untuk waspada buaya. Ketinggian banjir mulai dari betis sampai dengan lutut orang dewasa.
“Warga harus berhati-hati terhadap serangan buaya. Banjir terparah terdapat di RT 4 dan 5 karena ketinggian air di jalan lingkungan sampai dengan lutut orang dewasa, banjir masuk sampai ke rumah warga,” kata Sahbuddin, salah seorang warga RT 4 Kelurahan Teluk Dawan, Rabu (13/1).
Dalam sehari, lanjutnya, banjir pasang surut ini terjadi 2 kali. Sejak subuh sampai dengan pukul 08.00 WIB, kemudian dari pukul 14.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
“Sudah seminggu banjir ini, dalam 3 hari ini-lah air pasang tinggi,” sebutnya.
Senada dikatakan Zakaria. Menurutnya, selain banjir yang menghantui warga, kemunculan buaya juga menjadi ancaman. Pasalnya hampir setiap hari buaya menampakkan diri sungai Teluk Dawan.
“Bisa dikatakan setiap hari buaya muncul tapi hanya di sudut sungai dan di tengah sungai. Jadi kalau buaya muncul, kami tidak memperbolehkan anak-anak main diluar,” sebutnya.
Kebanyakan kemunculan buaya di sungai Teluk Dawan merupakan jenis buaya julung-julung dan buaya katak.
“Sering muncul itu kebanyakan buaya katak. Untuk ukuran buaya yang sering muncul mulai dari 3-5 meter. Untuk menghindari kejadian tidak diinginkan, pinggiran sungai harus dibangun turap. Jadi setiap pasang air tidak masuk lagi, dan meminimalisir ancaman serangan buaya,” katanya/
Camat Muara Sabak Barat, Arie Julian Saputra mengimbau masyarakat setempat menghindari area-area yang dianggap berbahaya.
“Karena sungai Teluk Dawan adalah habitat buaya, kita sudah berkoordinasi dengan pihak BKSDA untuk menempatkan petugas jika suatu saat ada terjadi serangan buaya. Kita tidak mengharapkan itu terjadi, tapi kita harus mengantisipasinya terlebih dahulu agar nanti bisa cepat ditindaklanjuti,” ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini tidak ada warga yang mengungsi meski sebagian masyarakat ada yang bertahan dan ada juga yang hanya numpang di rumah keluarganya yang tidak terendam banjir.
“Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Kita juga sudah berusaha untuk mengusulkan pembangunan turap kepada pemerintah provinsi dan akan kembali diusulkan pada Musrenbang kelurahan dan kecamatan,” ucapnya.(Hifni)