JERMAN mengirim kapal tempur ke Laut China Selatan (LSC) untuk pertama kalinya dalam dua dekade.
Bergabung dengan negara-negara Barat lainnya untuk meningkatkan kehadiran militer mereka di kawasan yang diklaim China tersebut.
China mengklaim sebagian besar wilayah LSC dan mendirikan pos-pos militer di pulau buatan di perairan yang kaya gas alam dan sumber daya alam lainnya. AS menunjukkan kehadirannya untuk menentang klaim-klaim teritorial China.
Washington rutin menggelar operasi yang disebut freedom of navigation. Dalam operasi tersebut kapal-kapal Angkatan Laut AS berlayar dekat pulau-pulau buatan China.
Beijing pun menegur keras misi-misi AS dengan mengatakan operasi tersebut tidak mempromosikan perdamaian atau stabilitas.
Washington menjadikan perlawanan terhadap China menjadi fokus kebijakan keamanan nasionalnya. AS mencari mitra untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai kebijakan koersif ekonomi dan luar negeri China.
Pada Senin (2/8/2021), Pemerintah Jerman di Berlin mengatakan Angkatan Laut negara itu akan berlayar di jalur perdagangan.
Kapal frigat diperkirakan juga tidak akan berlayar melalui Selat Taiwan, jalur rutin AS yang juga dikecam China.
Namun Jerman menekankan misi tersebut bertujuan untuk menunjukkan Jerman tidak menerima klaim China di LSC.
Jerman berusaha mengimbangi antara kepentingan ekonomi dan keamanan karena China salah satu mitra perdagangan terbesar mereka.