JAKARTA – Citra Jokowi disebut semakin buruk. Karena secara politik, kebijakan Jokowi dalam penanganan Covid-19 telah keliru sejak awal.
Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengatakan, Jokowi dalam mengambil kebijakan mengabaikan perintah UU 6/2018 Pasal 53 dan Pasal 55.
Ubedilah menilai Jokowi berpotensi diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden. Sehingga, menurutnya, PDIP menjaga jarak dengan Jokowi.
“Tentu saja Jokowi berpotensi diberhentikan dari kedudukannya sebagai Presiden di tengah jalan. PDIP nampak semacam jaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan itu terjadi,” sebut Ubedilah.
Mengutip terkini.id, Ubedilah menilai citra Jokowi yang semakin buruk saat ini secara politik akan merugikan PDIP di Pilpres 2024 mendatang.
“Karenanya PDIP nampaknya ingin memberi garis pembatas yang jelas dengan Jokowi. Dengan cara itu PDIP ingin memulihkan citranya yang kini juga makin buruk,” jelasnya.
Bahkan, menurut Ubedilah, secara umum rezim Jokowi saat ini mewarisi msalah yang sangat membahayakan untuk masa depan negara.
Maka dari itu, Ubedilah menyarankan agar PDIP segera meninggalkan Jokowi dan fokus mengambil peran untuk menyelamatkan negara.
“Jika itu tidak dilakukan PDIP maka memungkinkan peran itu diambil oleh kekuatan kekuatan oposisi dan PDIP akan mengalami nasib tragis pada kontestasi politik berikutnya ditinggalkan rakyat,” ujarnya.
Pengamat politik, Ubedilah Badrun menyarankan agar PDIP meninggalkan Presiden Jokowi. Alasannya, citra rezim saat ini semakin buruk di mata masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini awalnya menanggapi sikap PDIP yang saat ini terlihat sedang mencoba jaga jarak dari Jokowi.
“Jika jaga jarak ini menguntungkan PDIP maka hal yang mungkin PDIP akan meninggalkan Jokowi,” ujar Ubedilah, Jumat kemarin.
Namun, kata Ubedilah, jika Jokowi merubah sikapnya dan memenuhi keinginan PDIP dengan mereshuffle Luhut Binsar Pandjaitan maka mungkin partai berlambang kepala banteng itu akan kembali berpikir untuk tidak meninggalkan Jokowi sepenuhnya. (WE)