JAKARTA – Ekonom senior Rizal Ramli ikut merspons hasil survei politik baru-baru ini.
Ia tampak tidak percaya dengan hasil survei tersebut, dan menyatakan banyak lembaga survei yang berbayar, dan dengan sengaja memenangkan sosok agar elektabilitasnya mentereng.
Diketahui, belum lama ini Charta Politika Indonesia (CPI) membeberkan partai politik (parpol) dengan nilai elektoral tertinggi di Tanah Air.
Tercatat, partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, PDIP berada di peringkat pertama dengan 22,8 persen, dan Partai Gerindra di urutan kkedua dengan selisih 5,3 persen.
Banyak PollingRP dan SurveyRP, polling-polling dan survei-survei bayaran,” cuitnya, dalam akun Twitternya.
Ia juga mengungkapkan banyak para pelaku survei yang justru menyesuaikan pollingnya berdasarkan permintaan orang yang membayarnya.
“Mereka lakukan polling abal-abal untuk menipu rakyat tapi memuaskan pembayar. Mereka sebetulnya adalah pembajak demokrasi,” tegasnya.
Lanjutnya, ia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi hingga 77,07 persen merupakan usaha dari para pendengung atau buzzer.
“Mereka selalu membandingkan dengan yang terendah (Low Base Effect), sehingga kelihatan berprestasi,” tuturnya.
“Buat rakyat mah ekonomi masih nyungsep! Bagaimana perasaan rakyat yang keluarganya meninggal atau kena Covid-19, tidak bisa kerja, dan susah mencari makan,” katanya.
Karena itu, dirinya merasa heran dengan pejabat yang mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang baik-baik saja.
Padahal, rakyat kecil masih tergolong kesulitan dalam ekonomi.
“Kok ekonomi rakyat masih nyungsep ? Efek kenaikan harga ekspor sawit & batubara dll sama rakyat mah kecil. Konsumsi dan daya beli rakyat masih jeblok!” ucapnya. (WE)