Jambi, AP – Gubernur Jambi Zumi Zola menyatakan, pemberantasan aktivitas tambang emas ilegal atau Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayahnya membutuhkan dukungan semua pihak.
“Masalah aktivitas Peti, kami sudah koordinasi dan apresiasi juga tim kemarin yang sudah bergerak di Tebo dan memusnahkan mesin penyedot (dompeng) emas tersebut,” kata Gubernur usai pertemuan tertutup bersama Kapolda Jambi di rumah dinasnya, Kamis, membahas penaggulangan tambang emas ilegal tersebut.
Zola mengatakan Forkompimda provinsi dan Kabupaten sudah melakukan segala macam upaya, baik pendekatan persuasif maupun penindakan yang tegas.
“Selama ini kami bukan diam saja. Dari kepolisian, termasuk pak Kapolda langsung, pak Danrem juga, Pemprov dan Pemkab setempat juga melakukan hal itu. PETI ini memang banyak dan tersebar dan lokasi-lokasinya memang di pedalaman-pedalaman, yang sulit untuk dijangkau,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, jika persoalan Peti ini mau selesai, harus ada dukungan dari semua pihak. Jika tidak akan terus seperti ini, di mana petugas dan pelaku Peti selalu main kucing-kucingan.
“Kami bakar satu mesin penyedot emas, keluar lagi lima. Bakar lima keluar lagi 20. Jadi yang punya dana itu kemungkinan besar bukan orang Jambi, yang tidak peduli dengan kondisi lingkungan,” katanya.
Zola juga mengatakan, setelah tidak ada lagi emasnya, lokasi pasti hanya ditinggal. Dan alampun rusak serta sungainya tercemar dengan merkuri.
“Jadi saya mohon betul dukungannya, kalau ingin ini selesai, bantu kami. Bantu Pemprov, Pemkab, Pak Kapolda dan Pak Danrem,” katanya.
Pada Senin (24/10), sebelas penambang emas ilegal tertimbun di dalam lobang galian saat mencari butiran emas di Desa Sei Macang, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.
Sebelas penambang itu tertimbun di dalam lubang galian atau disebut lubang jarum sedalam 50 meter dan hingga kini belum berhasil dievakuasi dan diduga meninggal.
Diduga saat menggali pekerja menemukan lobang lama yang sudah berisi air dan saat itu juga terjadi hujan sehingga air dan lumpur masuk ke lubang tambang mereka dan menyebabkan sebelas penambang terjebak di dalam lubang.
Hingga saat ini tim SAR yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD serta warga masih berupaya menyedot air di dalam lubang galian emas tersebut, agar evakuasi korban bisa dilakukan. ant