HARGA CPO mengalami kenaikan sebesar 4,22% dari minggu sebelumnya mengikuti harga minyak yang melambung tinggi.
Pada Jumat (24/9/2021) lalu, harga kontrak CPO Malaysia menyentuh level MYR 4.441/ton. Berikut adalah pergerakan harga CPO dalam sepekan terakhir:
Alasan utama dari kenaikan harga CPO adalah melambungnya harga minyak mentah di pasaran. Korelasi positif dengan harga minyak mentah ini diakibatkan karena CPO merupakan bahan baku biodiesel yang menjadi substitusi bahan bakar minyak mentah.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga menjadi faktor penting yang menyebabkan kenaikan harga CPO. Efek pandemi berkaitan erat dengan kekurangan tenaga kerja di Malaysia sehingga produksi pun menjadi terhambat.
Mistry, Direktur Godrej International, mengungkapkan prospek bullish harga CPO untuk lima bulan ke depan. Ini karena pungutan ekspor Indonesia yang tinggi dan puncak keterbatasan pasokan yang diperkirakan akan terjadi pada awal tahun 2022.
Dia mematok harga CPO akan bergerakdi kisaran MYR 4.000 ringgit hingga MYR 4.400 ringgit per ton selama Oktober hingga Februari sebelum turun di bulan Maret.
“Harga tinggi (akan) akhirnya berakhir mulai April 2022,” kata Mistry pada konferensi Globoil India di negara bagian resor Goa.
Dia memperkirakan harga turun dari 3.800 ringgit menjadi 3.200 ringgit selama April hingga September, didukung oleh mandat biodiesel Indonesia dan pungutan ekspor.
“Produksi kelapa sawit di Malaysia baru akan pulih pasca Ramadhan 2022,” kata Mistry. Bulan suci umat Islam diperkirakan akan dimulai sekitar 2 April.
Mistry menurunkan perkiraan 2021 untuk produksi Malaysia menjadi 18,2 juta ton. Produksi tahun depan kemungkinan akan meningkat menjadi 19,2 juta ton jika pemerintah berhasil mengatasi krisis tenaga kerja yang akut selama pandemi.